Tak Puas dengan PSK, Abdul Cabuli Tetangganya Sampai 28 kali

Senin, 04 Desember 2017

INHILKLIK.COM, SURABAYA - Abdul Ghofu harus meringkuk di dalam hotel prodeo setelah ditangkap polisi, lantaran mencabuli seorang anak berusia 9 tahun di Surabaya.

Ironisnya, pemuda 24 tahun tersebut melakukan pencabulan dengan menyodomi korban tidak cuma sekali, melainkan sudah berulangkali. Bahkan sudah lebih dari 20 kali, melakukan aksi bejatnya itu.

"Tersangka melakukan pelecehan seksual dengan menyodomi korban sebanyak 28 kali. Mulai dari bulan September hingga November," kata Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol I Dewa Gede Juliana.

Pedofilia atau pelecehan seksual terhadap anak-anak dilakukan tersangka ini, memanfaatkan korban saat sedang bermain sendirian, dekat rumahnya. Kebetulan, tempat tinggal antara tersangka dengan korban masih berdekatan.

Melihat bermain sendiri, tersangka memanggil korban untuk diperihatkan film lucu yang ada di ponselnya. Kemudian, tersangka mengajak korban ke dalam kamar, dan diminta untuk tidur dengan tengkurap. Setelah itu, memanfaatkannya merabah tubuh, hingga melepas celana korban.

Perbuatan bejat dilakukan tersangka, kata I Dewa Gede Juliana, sejak bulan September hingga November 2017, sebanyak 28 kali. Dimana bulan September sebanyak 6 kali.

Kemudian di bulan Oktober 9 kali, November 13 kali. Perbuatan bejat yang terakhir pada 28 November di tempat kos orang tua korban. "Di aksi yang terakhir diketahui orang tua korban. Sehingga orang tua ini pun langsung melaporkan ke kantor polisi, kemudian ditangkap anggota PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya," jelasnya dilansir laman Merdeka.

Pelaku mengaku melakukan pencabulan karena ingin mencari gratisan daripada mengeluarkan biaya. "Iya cari gratisan saja. Mas. Gak punya uang. Kalau nafsu, seperti ini kan gratis," kata pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai pelayan depot di Surabaya, di hadapan polisi.

Abdul Ghofur mengungkapkan, kalau sebelumnya itu sering bermain dengan kehidupan malam, yakni mengenal sosok perempuan. Seperti wanita penghibur ataupun PSK di pinggir jalan, dekat dengan bantaran rel kereta api yakni Jalan Jagir.

Namun, karena terkendala dengan uang, hasrat nafsunya pun sirna. Lantaran gaji yang didapatkan dari tempatnya bekerja sebagai pelayan depot itu tidaklah cukup.

"Biasanya dulu, kalau nafsu saya itu selalu di Jagir, murah (bercinta dengan PSK). Tapi, lama-kelamaan uang habis, iya terpaksa. Kalau nafsu akhirnya saya lakukan itu (sodomi) ke anak kecil untuk melampiaskan hasrat saja," ujar dia. (rakyatku)