Megahnya Masjid Terbesar di Prancis, Pembangunannya Makan Waktu 20 Tahun

Rabu, 24 Januari 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Membangun masjid di negara dimana Islam menjadi agama minoritas tak semudah di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam seperti di Indonesia.

Begitu pun dengan proses pembangunan masjid besar Strasbourg yang sempat terhambat pembangunannya selama lebih dari 20 tahun. Dengan berbagai upaya dan perjuangan dari komunitas muslim Strasbourg, masjid besar Strasbourg akhirnya berhasil didirikan dan menjadi masjid terbesar di Prancis.

Berkunjung ke Strasbourg, sebuah kota kecil di sebelah timur Prancis yang berbatasan darat dengan Jerman, tak cuma sekedar mengunjungi ikon - ikon kota yang cantik seperti Petit France; desa wisata yang dipenuhi rumah setengah kayu khas abad pertengahan Eropa dan katedral Notre Dame Strasbourg. Sejak tahun 2012 lalu, masjid besar Strasbourg juga menjadi magnet kunjungan turis.

Masjid yang menempati lahan seluas 2.000 meter persegi ini mampu menampung 1.500 jamaah pria dan wanita. Menjadikannya sebagai masjid terbesar di Prancis.

Lokasinya yang berada persis di tepi sungai III, dan sebelah selatan dari kawasan bersejarah Grand Ile menjadikannya mudah dikunjungi para turis. Arsitekturnya yang bergaya Eropa modern pun memikat siapa saja yang memandangnya.

Meski begitu, cerita dibalik pembangunan masjid besar Strasbourg tak seindah bentuk bangunannya. Sejarah pembangunan masjid ini mirip dengan sejarah kota Strasbourg yang sering berpindah - pindah tangan antara Prancis dan Jerman alias rumit.

Diskusi mengenai pembangunan masjid di Strasbourg telah dimulai sejak akhir tahun 1970-an. Berbagai pertemuan dan konferensi membahas pembangunan masjid telah dilakukan antara komunitas muslim Strasbourg dan pemerintah kota namun belum menghasilkan keputusan.

Namun akhirnya, pada tahun 2004 masjid raya Strasbourg jadi dibangun oleh seorang arsitek berkebangsaan Italia yang memang dikenal sebagi pengagum arsitektur Islam, Paolo Portoghesi.

Dananya berasal dari dana kota, sumbangan, bantuan dari Maroko, Saudi Arabia dan Kuwait. Tahun 2012, masjid besar Strasbourg yang berbentuk seperti bunga raksasa di tepi air, diresmikan. Kini masjid ini menjadi tempat ibadah komunitas muslim Strasbourg yang sebagian besar merupakan keturunan Aljazair, Maroko dan Tunisia serta para turis.

Kalau ditotal perlu 8 tahun untuk membangun masjid besar Strasbourg sejak batu pertama diletakkan pada tahun 2004. Namun kini, masjid putih dengan atap tembaga ini menjadi landmark Strasbourg selain Petit France dan katedral Notre Dame.

Apalagi lokasinya yang berada di tepi sungai dan kanal menjadikannya destinasi wisata yang instagrammable. Rencananya, akan dibangun pula minaret, rumah teh serta pusat budaya Islam di sekitar masjid.

Sumber: okezone