Dengar PKS Ingin Pasangkan Kadernya Jadi Cawapres Jokowi, Fahri Hamzah Sedih

Kamis, 15 Februari 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat ini tengah dirungung kesedihan luar biasa. Sebab, ia mendengar bahwa PKS saat ini tengah menyiapkan kadernya untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.

Sampai saat ini Jokowi memang belum ada tanda-tanda atau sinyal orang nomor satu itu sudah memiliki calon pendamping untuk periode kedua kepemimpinannya.

Kendati demikian, sejumlah parpol pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah menyatakan dukungannya kembali dalam Pilpres 2019 mendatang.

Bahkan, tidak sedikit ketua umum partai pendukung pemerintah yang mulai ‘cari muka’ aga’ digandeng Jokowi di pilpres 2019.

Namun, kondisi itu justru membuat sedih luar biasa. Sebab, berdasarkan informasi yang didapatnya, PKS saat ini tengah menyiapkan salah satu kadernya untuk jadi pendamping mantan Walikota Solo tersebut.

“Saya denger di PKS sekarang ada gerakan ingin jadi wakil Pak Jokowi, sedih saya dengarnya,” ujar Fahri Hamzah saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/2).

Fahri Hamzah mengaku mengetahui gerakan itu dari internal elite PKS sendiri.

Walaupun dirinya sudah tidak dianggap oleh partai yang dikomandoi oleh Sohibul Iman itu, tapi Fahri menyebut dirinya masih memiliki banyak ‘telinga’ di internal PKS.

“Saya meski diginiin, tapi kuping saya di kader PKS kan banyak. Temen-temen (PKS) masih lapor lah,”‎ katanya.

Menurut Fahri, seharusnya kader-kader PKS jangan hanya berharap menjadi pendamping Jokowi.

Akan tetapi berani menjadi capres dan menantang Jokowi di Pilpres 2019 nanti.

“Jokowi saja di 2014 lalu berani tampil menjadi capres. Gagah sedikit dong, maju ingin jadi capres. Baru bisa partai itu jadi besar,” sindirnya kepada PKS.

Fahri menegaskan, PKS lahir setelah reformasi yakni tanggal 20 April 2002.

Jadi, seharusnya berani bersaing dengan calon lain untuk mengusung perubahan.

Karena itu, politisi asal Nusa Tenggara Barat itu mengaku heran kenapa PKS saat ini tiba-tiba malah ingin menjadi pendamping Jokowi.

“Dulu kan kami demo berdarah-darah di jalan. Masa (PKS) enggak berani jadi presiden. Malah ngarep jadi cawapres Jokowi,” cercanya.

 

(pojoksatu)