Kerusuhan Mako Brimob, Dipicu Sakit Hati Atas Perlakuan Tak Pantas Polisi

Kamis, 10 Mei 2018

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Setelah drama 40 jam penyanderaan dan kerusuhan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, akhirnya berakhir Kamis (10/5/2018) pagi.

Dalam peristiwa tersebut, lima anggota polisi tewas setelah sebelumnya disandera lebih dulu oleh napi teroris di Blok C.

Tiga lainnya bisa dibebaskan lebih dulu. Sedangkan satu lainnya baru bebas setelah dilakukan pendekatan persuasif.

Kerusuhan itu sendiri, menjadi yang kedua setelah sebelumnya terjadi pada 11 November 2017 lalu.

Menanggapi hal tersebut, pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, kerusuhan di Mako Brimob tak lepas dari kerusuhan yang pertama.

Senjata yang dirampas napi teroris dalam kerusuhan Mako Brimob, Kamis (10/5/2018)

Senjata yang dirampas napi teroris dalam kerusuhan Mako Brimob, Kamis (10/5/2018)

Bahkan, berdasarkan informasi yang ia terima Rabu (9/5/2018) dinihari, kerusuhan tersebut lebih parah ketimbang yang pertama.

“Masih terkait dengan kerusuhan sebelumnya. Saya masih terus memantau perkembangannya,” kata Chaidar, Kamis (10/5/2018).

Napi teroris Mako Brimob saat menyerahkan diri, Kamis (10/5/2018)

Napi teroris Mako Brimob saat menyerahkan diri, Kamis (10/5/2018)

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh itu menduga kuat, ada sakit hati yang melatarbelakangi peristiwa tersebut.

Hal itu, lanjut dia, didapat dari pengakuan para napi teroris Mako Brimob kepada dirinya.

Sakit hati tersebut, maksudnya, adalah perlakuan tak pantas anggota Brimob kepada mereka.

“Makanya kali ini kerusuhan lebih serius,” bebernya.

Untuk diketahui, dalam kerusuhan Mako Brimob itu, total ada sembilan polisi yang menjadi sandera dengan lima diantaranya dibunuh dengan cara digorok lehernya.

Sementara, tiga orang lainnya mengalami luka-luka dan satu orang atas nama Bripka Iwan Sarjana berhasil diselamatkan usai disandera selama 40 jam.

Dalam informasi yang diterima, kelima personil polisi yang dibunuh tersebut tewas dengan luka di bagian leher alias digorok.

Sementara, salah seorang napi teroris ikut terbunuh dalam kejadian tersebut.

Bripka Iwan Sarjana setelah berhasil dibebaskan, Kamis (10/5/2018) dini hari

Bripka Iwan Sarjana setelah berhasil dibebaskan, Kamis (10/5/2018) dini hari

Berikut rincian hasil otopsi INAFIS yang dilakukan terhadap jenasah lima anggota polisi yang tewas:

1. Briptu Fandi Setio Nugroho
Luka: luka gorok leher tembus dr leher belakang sampae dengan tenggorokan, luka lecet pada alis kiri, luka terbuka pada pipi kanan.

2. Syukron Fadhli

 

Luka: luka tembak pada kepala bag kiri atas kuping tembus kepala sebelah kanan, luka lecet paha kanan.

 

3. Wahyu Catur Pamungkas
Luka: luka gorok pd keher kanan sampai pipi kanan bawah, luka pd dagu kanan, luka tembak pd dahi sebelah kiri.

Polisi evakuasi jenazah korban kerusuhan tahanan teroris di Mako Brimob.

Polisi evakuasi jenazah korban kerusuhan tahanan teroris di Mako Brimob.

4. Yudi Rospuji Siswanto
Luka: luka tusuk pd kaki kanan, luka sobek lutut belakang, luka sayat pd kaki kiri, luka sobek pada punggung telapak kaki, Jompol kaki kiri robek, pelipis kanan robek, mata kanan kiri luka bacok, leher luka bacok, dada kiri kanan luka tusuk, tangan kanan luka bacok, siku kanan luka bacok, tangan kanan atas luka.

5. Denny Setiadi

 

Luka: pipi kiri luka bacok, bibi bengkak gigi atas lepas, leher belakang luka bacok, luka tembak pd dada kanan.

 

6. Beni Samsutrisno (napi kasus teroris)
Luka: luka tembak pd dada kiri 2 lubang.

 

sumber: pojoksatu