Kisah Sedih Para Tahanan, Berpuasa di Balik Jeruji

Senin, 28 Mei 2018

INHILKLIK.COM, MAKASSAR - Bulan Ramadan tahun 2018 hampir masuk petengahan. Di sel tahanan Mapolrestabes Makassar, puluhan wajah menatap sayu.

Di antara wajah-wajah sayu itu, ada wajah Asrul (35). Dia tak pernah membayangkan, jika tahun ini harus menjalani puasa jauh dari keluarga. Ini adalah pengalaman puasa pertamanya di balik jeruji. Kasus penggelapan melilitnya.

"Saya kurang lebih 28 hari lebih ditahan karena kasus penggelapan. Selama puasa tidak pernah bolong," ungkap Asrul saat ditemui di rutan Polrestabes Makassar, Senin (28/5/2018).

Meski mengaku puasanya tak pernah bolong selama Ramadan, namun Asrul mengaku menyesal dan sangat sedih, harus menjalani puasa dalam sel. Sahur dan buka bersama keluarga seperti biasanya, tak dapat ia lakukan karena harus mendekam dalam sel.

"Sedih karena puasa tidak sama dengan keluarga, sedihnya karena biasa buka dan sahur bersama keluarga. Semoga setelah keluar dari sini tidak melakukan penipuan lagi," tambah lelaki yang mengaku telah memiliki dua anak. Saat ingat anaknya, matanya berkaca-kaca.

Itu diamini Wandi (34), tahanan lainnya. Ia terpaksa menjalankan ibadah puasa dalam sel tahanan Polrestabes akibat kasus penggunaan narkoba. Ia sudah ditahan kurang lebih 1 bulan akibat perbuatannya.

Meski menyebut belum ada puasa yang bolong selama Ramadan tahun ini, namun Wandi mengatakan pada puasa-puasa sebelumnya puasanya kerap bolong.

"Kalau di luar puasa bolong-bolong kalo di sini tidak. Banyak pelajaran didapatkan di sini," ungkap Wandi.

Sementara itu, Nana (33) seorang tahanan wanita yang berkasus narkotika, mengaku sudah kurang lebih 2 bulan ditahan. Dia mengatakan sedih tak bisa menjalankan Ramadan bersama orang tuanya.

"Sedih karena tidak sama orang tua, biasanya kan sama sama orang tua apa lagi kalo puasa pertama. Saya menangis ingat orang tua. Kalau orang tua datang besuk pasti saya menangis," ungkap Nana yang mengaku belum menikah ini.

Aipda Gatot, Kajaga Tahanan Rutan Polrestabes Makassar mengatakan, pihaknya berusaha untuk mengubah mindset para pelaku yang sementara diproses hukum.

"Kita bagaimana bisa memanusiakan mereka. Ramadan ini bagaimana supaya mereka bisa ibadah lima waktu," ungkapnya. (rakyatku)