Kisah Guru Para Penghafal Alquran yang Meninggal Sehari Jelang Berangkat Umrah

Kamis, 31 Mei 2018

INHILKLIK.COM, MAKASSAR - Kabar duka datang dari keluarga besar Wahdah Islamiyah. Pendiri Pondok Pesantren Wadil Qurro Bilayya, Ustaz Usman Laba Lc, meninggal dunia secara mendadak, Kamis pagi (31/5/2018).

Salah seorang muridnya, Ustaz Harman Tajang Lc MHI, menceritakan hari-hari terakhir guru yang terkenal tawadu itu.

"Semalam (Rabu malam, 30/5/2018) beliau sempat memimpin salat tarawi satu juz," kata Ustaz Harman yang juga direktur Markaz Imam Malik, Kamis (31/5/2018).

Hingga Kamis subuh, Ustaz Usman Laba masih sehat-sehat saja. Dia tidak mengeluh sakit apapun. Makanya dia masih menyempatkan menjadi imam salat subuh. Dia sekaligus memberi nasihat dan ceramah tentang kehidupan akhirat.

"(Usai ceramah salat subuh) beliau kembali ke rumah dan merasa sedikit kurang sehat, sempat dipijit oleh keluarga beliau," lanjut Ustaz Harman yang juga sekretaris Dewan Syariah Wahdah Islamiyah.

Setelah memijit Ustaz Usman Laba, keluarga tersebut keluar sejenak untuk sebuah keperluan. Sebelum keluarga itu kembali, Ustaz Usman Laba sudah meninggal dunia.

Kejadian itu pertama kali diketahui salah seorang santri. Santri bersangkutan datang dengan maksud mau minta izin. "Ternyata beliau sudah meninggal," tambah Harman.

Sedianya, Ustaz Usman Laba akan berangkat umrah, Jumat (1/6/2018). Seperti banyak dilakukan orang, beliau akan melakukan iktikaf di Masjidilharam pada 10 malam terakhir Ramadan. Namun, ternyata Allah swt memanggilnya lebih dahulu sebelum sampai di tanah suci.

Muridnya yang lain Ustaz Ervan Muhammad Arsyad menceritakan kenangan bersama Ustaz Usman Laba.

Berikut kisahnya:

Delapan belas tahun lalu, di Masjid Wihdatul Ummah, Makassar.

Saya menjadi satu dari puluhan jamaah yang hadir dalam ta'lim ba'da maghrib yang malam itu diisi oleh Ustadz Utsman Laba Lc.

Beliau sedang membahas tafsir surah Al Hasyr ayat ke-9 ketika Belial berhenti dan tercekat oleh tangisan.

Beberapa saat setelahnya sebagian besar jamaah pun juga ikut meneteskan air mata. Tidak terkecuali saya.

Beliau saat itu menceritakan kedermawanan para sahabat Anshar yang diwakili oleh Abu Thalhah Al Anshary radhiallahu anhu bersama istrinya, Ummu Sulaim radhiallahu anha.

Keluarga Anshar ini sedang menjamu tamunya yang datang berhijrah ke kota Madinah dengan makanan yang sebenarnya juga sangat mereka butuhkan.

Keesokan harinya, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam memberitahukan kepada Abu Thalhah yang hadir untuk Sholat subuh berjamaah di Masjid Nabawy bahwa Allah Azza wa Jalla gembira dengan perlakuan mereka terhadap tamunya.

Peristiwa menakjubkan inilah yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut.

Lalu, ustadz Utsman menangis sesunggukan tatkala menceritakan kisah ini di hadapan kami.

10 tahun kemudian beliau, Ustaz Usman Laba menyumbangkan mobil kesayangannya untuk perjuangan kaum muslimin di Palestina.

Kedermawanan para sahabat Anshar hidup dalam dirinya.

Di kelas kami, setiap selepas isya beliau menuntun kami untuk menghafalkan ayat-ayat suci Al Qur'an dan mengajarkan ilmu tajwid dengan membacakan kitab At Tajwiid Al Muyassar, karya Syaikh Dr. Abdul Aziz Ibn Abdul Fattah Al Qari'.

Sebelumnya, saya seperti sebagian orang lainnya. Hanya mampu membaca Al Qur'an tapi tidak memahami cara baca yang benar sesuai dengan kaidah tajwid yang benar dan baku.

Ustaz Usman Laba adalah guru yang mengajari kami teori dan praktik bagaimana membaca Al Qur'an seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam.

Beliau adalah imam yang memimpin shalat berjamaah lima waktu dan shalat taraweh dalam bacaan yang panjang namun syahdu nan berlinang air mata.

Beliau ada Syaikh bagi ratusan bahkan mungkin ribuan penghafal Al Qur'an yang mewarisi adab, akhlak dan tawadhunya yang melegenda.

Pagi ini kami kembali menangis di hadapannya seperti saat itu di majelisnya.

Bedanya kali ini air mata ini bukan untuk seseorang yang beliau kisahkan.

Hari ini, 15 Ramadan 1439 Hijriah. Kami menangisi kepergian beliau, sang penutur kisah, rahimahullah. Sang guru, sang murobbi. Ustadz yang darinya kami belajar huruf demi huruf Kitab suci Al Qur'an.

Selamat jalan Ustadzii...
Dalam tiap huruf yang kami rapalkan. Ada nama dan semangat serta kesungguhanmu membimbing kami.

Dalam setiap ayat yang terucap. Ada do'a tulus yang dipanjatkan untukmu.
Bagi keteduhan dan keabadian di sisi Rabb kita...

Innaa lillaahi wa Innaa ilaihi rojiuun...

Rahimakallah Ustadz Utsman Laba...

Salah seorang muridmu..

Ervan Muhammad Arsyad

Jenazah Ustaz Usman Laba disalatkan ribuan jemaah di Masjid Anas bin Malik, kompleks kampus STIBA Makassar Kamis (31/5/2018). Sejumla pimpinan Wahdah Islamiyah ikut hadir. Termasuk para hafiz atau penghafal Alquran binaannya. (rakyatku)