Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku

Ahad, 19 Agustus 2018

INHILKLIK.COM, - SETELAH penolakan yang keras dari awal ayat hingga ayat ke 5, surat ini ditutup dengan redaksi yang pas sekali. Dalam ilmu munasabah (kesesuaian) dalam Alquran, ketika surat ini dicerna awal dan akhirnya, para ulama menemukan kesesuaian itu.

Penolakan tawaran kompromi itu ditutup dengan solusi bagaimana cara sebaiknya menyikapi perbedaan yang tidak mungkin disatukan.

"Bagi kalian agama kalian, dan bagi saya agama saya", demikian terjemahan ayat terakhir surat ini. Kata Ad-Din yang juga bermakna agama pada ayat ini tidak difahami bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diminta untuk "mengakui" kebenaran agama mereka. Tidak. Ini hanya sifatnya "pembiaran" sementara kepada mereka atas keyakinan yang mereka anut jika saja Islam belum bisa diterima di hati mereka. Atas dasar bahwa tidak ada paksaan dalam bergama (QS. Al-Baqarah: 256).

Sebagaimana seorang muslim diminta untuk membiarkan mereka melaksanakan keyakinan "agama" mereka, maka begitu juga sebaliknya bahwa mereka membiarkan seorang muslim menjalani agama yang mereka yakini kebenarannya. Inilah solusi yang paling sempurna dalam menyikapi perbedaan akidah dalam kehidupan bermasyarakat.

Biarkan saja mereka melakukan ritual ibadah mereka, jangan diganggu, dan jangan juga ikut "beribadah" di hadapan tuhan mereka dengan cara penyembahannya yang khusus itu, karena memang seorang muslim juga punya akidah yang lain, dengan ajaran yang berbeda, dan dengan cara penyembahan yang berbeda pula, yang semestinya juga tidak boleh diganggu oleh mereka, dan tidak pula "memaksa" mereka untuk mengikuti ritual ibadah seorang muslim.
Calya  1.2 E MT - Rp135,55 juta

sumber: inilah.com