Tentang 3 Gadis Yatim Pelalawan, Ketum HIPMI Anggap Anak Sendiri

Sabtu, 12 Januari 2019

INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Viralnya berita tentang 3 anak perempuan (14 tahun, balita 1,8 tahun dan bayi 4 bulan) ditelantarkan di desa Pangkalan Tapoi, kecamatan Kerumutan kabupaten Pelalawan mengusik rasa Kepedulian Organisasi ternama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Ketua HIPMI Peduli Riau Deddy Irawan bersama Ketua HIPMI Peduli Pelalawan Aris Arianto malam ini Jum'at (11/1/19) langsung berkoordinasi ke perangkat desa TKP.

"Kami diperintahkan langsung oleh Ketum HIPMI RIAU Datuk Budi Febriadi untuk terjun duluan ke lapangan. Besok pagi (Sabtu/12/1/18) beliau sendiri yang langsung memimpin rombongan ke Pelalawan." Ujar putera meranti ini.

Lebih jauh Deddy menuturkan bahwa berita ini bukan hanya mengusik rasa Kepedulian HIPMI RIAU, namun lebih jauh sudah sampai ke BPP HIPMI.

"Ketum Besar Bahlil Lahadalia melalui Datuk Budi pun sudah ada kontak malam ini tadi. Beliau adalah orang yang sangat-sangat peduli pada yatim dan anak terlantar". Tambahnya.


Foto: Ketum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia bersama Ketum BPD HIPMI Riau Datuk Budi Febriadi.

HIPMI nantinya melalui Datuk Budi akan menawarkan beberapa Opsi ; Pertama apabila 3 anak tersebut mau pindah, maka mereka akan diangkat sebagai Anak oleh Ketua Umum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia dan dipindahkan ke Jakarta. Diberikan tempat tinggal dan pelayanan hidup sebagaimana anak sendiri oleh orang nomor satu Pengusaha Muda Indonesia itu.

Kedua, apabila mereka mau pindah ke Pekanbaru saja, akan disediakan tempat tinggal yang layak plus pembantu rumah tangga serta pengawasan keamanannya.

Opsi terakhir adalah bila mereka tidak ingin meninggalkan kampung halamannya, maka HIPMI akan merehab rumah mereka, dicarikan warga yang amanah untuk membantu dan melayaninya sampai mereka mau ke Ibu kota.

Sebagaimana diketahui bahwa Ketum HIPMI Riau Datuk Budi Febriadi adalah anak Yatim dari Desa Batang Tumu, Mandah, Inhil, Riau. Sementara Ketum BPP HIPMI Bahlil Lahadalia adalah Putera Yatim pula dari Papua.

Akibat bencana alam meletusnya gunung Halmahera, Bahlil bahkan terpisah dari ibu dan keluarganya. Ia menjadi kuli di pasar dan menjajakan kue dalam menyambung hidupnya.

Menurut Ketum HIPMI RIAU Datuk Budi Febriadi bahwa tadi malam Bahlil menelponnya sambil tak kuasa menangis.

"Ya, beliau Ketum Besar sempat menangis dengan mengatakan jangan lagi ada anak yang menderita seperti kita dinda. Saya juga tak kuasa menahan air mata," begitu ucap Budi secara singkat dari ponselnya. (Ard)

Baca juga: Ayah Pergi, Ibu Meninggal, Andini Gadis Belia di Pelalawan Ini Berhenti Sekolah Demi Menjaga Dua Adiknya