Siapa di Balik Layar Nurhadi-Aldo, Sang Capres Fiktif di Medsos?

Ahad, 20 Januari 2019

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Nurhadi-Aldo, pasangan Calon Presiden yang kerap muncul di media sosial. Meme yang dibuatnya lucu dan kerap menyindir pemerintah dan politikus di media sosial. Siapa di baliknya?

Di media sosial, pasangan ini diusung dengan "Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik". Pasangan presiden ini adalah Capres fiktif yang diciptakan oleh sekelompok anak muda yang merasa gerah dengan kampanye hitam yang banyak terjadi di panggung politik Indonesia.

"Di berbagai sosial media sekarang banyak kampanye hitam saling menjelekkan. Nurhadi-Aldo hadir untuk meredam itu, untuk meredam konflik antar kubu," kata salah satu anggota Tim Sukses Nurhadi-Aldo, seperti yang dilansir BBC Indonesia.

Pemuda-pemuda ini tidak ingin disebutkan namanya. Mereka tak ingin ketahuan identitasnya. Mereka membangun branding untuk Nurhadi-Aldo hanya untuk meredam konflik di media sosial. Jumlah pemuda yang terlibat dalam proyek "branding" ini berjumlah delapan orang dengan usia dari 17-23 tahun.

Hanya dalam dua minggu setelah diluncurkan, akun Nurhadi-Aldo di Facebook telah punya lebih dari 81.000 pengikut, 18,600 di Twitter, dan 73.000 di Instagram.

Foto dan meme Nurhadi-Aldo pun dibagikan berulang kali di media sosial. Sebagian besar postingan Nurhadi-Aldo di media sosial mendapat tanggapan meriah berupa ratusan komentar dan reaksi.

Akun ini tak ingin sekadar menjadi akun shitposting, tapi juga punya tujuan. Shitposting adalah aktivitas online yang awalnya dikenal sebagai posting konten yang mengejutkan atau ofensif. Shitposting bisa juga dipakai untuk konten yang "tidak berfaedah". Kampanye Nurhadi-Aldo adalah cara mereka menyampaikan kritik untuk pemerintah dan politisi di Indonesia.

"Ketika Nurhadi keluar dalam bentuk banyolan, di dalamnya ada pesan untuk masyarakat," kata dia.

Pesan itu, adalah untuk meminta masyarakat Indonesia tidak gampang dipengaruhi oleh politisi yang membuat warga jadi terpecah belah dan saling bermusuhan.

"Ada banyak yang bisa kita kritik, ada pemerintah, politisi, dari pada berantem sesama rakyat. Karena tidak mengubah apa-apa kalau sesama rakyat saling berantem," kata dia.

Permusuhan antara rakyat itu, kata dia, terutama bisa diamati melalui media sosial.

"Kalau kita lihat di kolom komentar partai politik, pasti ada debat ini itu. Di kolom komentar Nurhadi-Aldo, tidak ada pertengkaran. Adem ayem, semua orang tertawa".

Beberapa komentar yang menyinggung pasangan calon presiden dan wakil presiden, segera ditolak oleh pembaca lain. Akun ini pun kerap kali dikaitkan dengan salah satu calon presiden, dan dituduh sebagai sebuah pengalihan isu.

"Tuduhan ini datang dari kedua kubu. Kami biasa saja, malah kami balas dengan komentar lucu," kata dia. Mereka pun segera memberikan klarifikasi jika nama Nurhadi-Aldo digunakan untuk politik.

Tim Sukses yang terdiri atas beberapa pengelola akun candaan, meme dan shitpost ini pun belum pernah bertemu satu sama lain. Setelah memutuskan untuk "berkoalisi", semua komunikasi dilakukan via online.

"Gerakan ini tanpa modal sama sekali, tapi bisa dikenal banyak orang. Politikus zaman sekarang bisa mengeluarkan dana miliaran, tapi ini nol rupiah. Kami swadaya sendiri, dengan kuota sendiri, wifi sendiri," kata dia.

Meski demikian, mereka punya pembagian tugas yang jelas. Siapa yang bertugas mendesain, membuat strategi marketing, maupun menjadi editor.