Pelaksanaan Maghrib Mengaji Desa Sungai Lokan Berjalan Lancar Diikuti Sebagian Besar Anak

Senin, 14 November 2016

post

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Pelaksanaan program maghrib mengaji di Desa Sungai Lokan, Kecamatan Enok berjalan lancar dengan diikuti sebahagian besar anak.

Meskipun, masih terdapat anak-anak yang mengikuti program maghrib mengaji dirumah para pengajar atau guru mengaji mereka dikarenakan jarak yang relatif jauh dengan lokasi Mesjid ataupun Surau.

"Untuk anak-anak yang rumahnya jauh dari Mesjid maupun Surau, kami sudah memberikan solusi untuk mereka dapat mengikuti program maghrib mengaji dirumah guru ngaji yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Desa," kata Abdul Rahman, Kepala Desa Sungai Lokan kepada awak media melalui sambungan seluler, Jum'at (11/11/2016).

"Solusi untuk mengaji dirumah guru ngaji itu merupakan kesepakatan dalam musyawarah yang dilaksanakan Pemerintah Desa, mengingat urgensi pembekalan keagamaan bagi setiap anak, khususnya di Desa Sungai Lokan. Jadwal untuk anak-anak yang mengaji dirumah guru ngajinya dijadwalkan dari ba'da (Selepas, red) Ashar hingga ba'da maghrib," tambah Abdul Rahman.

Sejak mengikuti program maghrib mengaji, diakui Abdul Rahman, tampak adanya perubahan kemampuan dan perilaku anak-anak tersebut.

"Perubahannya (anak-anak, red) cukup signifikan. Dari yang dulu tidak bisa mengaji, sekarang sudah pandai. Dulunya sering berkeluyuran saat maghrib, sekarang sudah tidak lagi," tukasnya.

Selanjutnya, Abdul Rahman mengatakan, Pemerintah Desa Sungai Lokan sedikit kewalahan dalam hal pembayaran honorarium tenaga pengajar mengaji yang disebabkan oleh keterbatasan finansial.

"Di masing-masing Mesjid dan Surau itu jumlah guru ngajinya bervariasi. Begitu pula dengan jumlah muridnya. Sehingga, kami kebingungan untuk membayarkan honornya dalam kondisi dana yang terbatas ini," bebernya.

"Untuk itu, kami (Pemerintah Desa Sungai Lokan, red) sempat melakukan Musyawarah dengan Ketua Mesjid dan Ketua RT/RW. Mungkin nanti, nominal honornya akan disama-ratakan saja untuk setiap guru ngaji," tutup Abdul Rahman. (HRC)