Skandal Pedofil 12 Anak Diduga Libatkan Tokoh Besar, Polda Bentuk Tim Khusus

Rabu, 30 Januari 2019

INHILKLIK.COM, BALI – Skandal pedofil 12 anak dengan terduga pelaku seorang tokoh besar berinisial GI mulai mendapat perhatian Polda Bali.

Polda Bali akan membentuk tim khusus untuk menginvestigasi dugaan kasus pedofil yang terjadi di salah satu ashram di Klungkung itu.

Menurut Kabidhumas Polda Bali Kombes Hengky Widjaja, kepolisian mendapat informasi terkait dugaan adanya tindak pidana pedofil di salah satu ashram di Klungkung tersebut dari berbagai pemberitaan media.

Berdasar informasi tersebut, kepolisian Polda Bali kemudian melakukan pengecekan di internal, dan ternyata belum ada laporan resmi.

“Dari informasi itu, kami tindaklanjuti ke Ditreskrimum, kemudian dicek dan dijawab bahwa sampai sekarang belum ada laporan resmi dari korban,” kata Kombes Hengky Widjaja, Rabu (30/1/2019).

“Meskipun begitu, Subdit IV Reskrimum akan membentuk tim melakukan investigasi dan penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.

Menurutnya, tim khusus ini nanti akan mengumpulkan saksi-saksi dan menggali informasi lebih dalam terkait adanya dugaan kasus pedofil ini.

“Kami akan turun langsung ke lokasi untuk investigasi,” ujar Kombes Hengky.

Kombes Hengky berharap agar warga baik itu korban maupun keluarga korban tidak takut melaporkan hal ini ke Polda Bali.

“Diharapkan warga yang mengetahui dan merasa dirugikan menjadi korban untuk tidak takut melaporkan kepada kami karena ini merupakan tindak pidana pedofil,” katanya.

“Jangan sampai Bali dijadikan atau disalahgunakan sebagai tempat pedofil,” tandas perwira dengan melati tiga di pundak ini.

Sebelumnya, aktivis peduli anak, Siti Saipurah alias Ipung menyebutkan bahwa kasus paedofilia belasan anak dengan terduga pelaku GI terjadi sejak tahun 2008.

“Kasus ini (terduga GI) merupakan kasus lama dan menjadi rahasia umum di Bali. Pertama kali mencuat ke publik itu tahun 2008,” ujar Ipung.

Ipung menambahkan bahwa pada tahun 2008 silam, ada 12 anak yang kabur dari Ashram (tempat suci pertapaan) di Klungkung, tempat tokoh GI ini bernaung.

12 anak yang diduga korban GI ini kemudian ditampung oleh Ngurah Harta, yang juga salah satu tokoh spriritual di Bali.

“Karena dia (GI) ini seorang tokoh, tak ada yang melaporkannya. Kasus ini lama diam. Namun, tahun 2010 terjadi lagi. Juga tidak ada yang mengusut. Tak hanya itu, tahun 2012 terjadi lagi dan terakhir di tahun 2015,” ungkapnya. (pojoksatu)