Catatan Sejarah 31 Maret: Pasukan Kopasandha Menyerbu, Drama Pembajakan Garuda Woyla Berakhir

Ahad, 31 Maret 2019

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Sesaat setelah pesawat Garuda GA 206 transit di Palembang dengan tujuan Medan, seorang pria mendobrak kokpit dan langsung menodongkan senjatanya, Sabtu 8 Maret 1981. 

Para pembajak kemudian memerintahkan Kapten Pilot Herman Rante untuk menerbangkan pesawat ke Kolombo, Srilanka. Namun, karena bahan bakar tidak cukup, maka pesawat diterbangkan ke Penang, Malaysia. Tak lama, pesawat kembali diterbangkan ke Bandara Dong Muang, Bangkok, Thailand.

Para pembajak yang berjumlah lima orang kemudian diidentifikasi berasal dari kelompok Komando Jihad. Pemimpinnya adalah Mahrizal, dan anggota lainnya adalah Zulfikar T Djohan Mirza, Sofyan Effendy, Mulyono, dan Wendy Mohammad Zein. 

Para pembajak menuntut agar 80 orang anggota Komando Jihad yang ditangkap karena beberapa kasus segera dibebaskan. Mereka juga menuntut uang sebanyak 1,5 juta Dollar Amerika.

Pemerintah Indonesia memutuskan melakukan operasi militer untuk membebaskan Garuda Woyla. Setelah mendapatkan izin dari Pemerintah Thailand untuk melakukan aksi militer, Indonesia segera mengirimkan pasukan khususnya ke Bangkok.

Tanggal 31 Maret 1981, Pukul 02.45 waktu Bangkok, pasukan khusus dari Kopasandha (sekarang Kopassus) menyerbu kabin pesawat. Lima orang pembajak berhasil dilumpuhkan. Namun, Kapten Pilot Herman Rante tertembak, begitu juga dengan seorang pasukan khusus bernama Ahmad Kirang. Keduanya meninggal beberapa hari kemudian.

Namun, seluruh penumpang yang menjadi sandera selamat. Keberhasilan membebaskan pembajakan Garuda Woyla ini kemudian membuat Indonesia mendapatkan pujian dunia internasional.

Setelah mendapatkan izin otoritas Thailand, Pemerintah Indonesia mengirimkan Grup-1 Para Komando dari Kopasandha (sekarang Kopassus) untuk membebaskan pesawat Garuda GA 206 Woyla.

Pesawat ini dibajak sesaat setelah transit di Palembang dengan tujuan Medan pada 28 Maret 1981.

Para pembajak kemudian memerintahkan Kapten Pilot Herman Rante untuk menerbangkan pesawat ke Kolombo, Srilanka. Namun, karena bahan bakar tidak cukup, maka pesawat diterbangkan ke Penang, Malaysia. Tak lama, pesawat kembali diterbangkan ke Bandara Dong Muang, Bangkok, Thailand.

31 Maret 1981, pukul 02.30 waktu Thailand, tim penyerbu dibagi dua mulai mendekati pesawat. Pasukan dibagi dua, tim merah memanjat sayap pesawat dan mengawasi pintu samping, sementara tim hijau menyerbu masuk lewat pintu belakang.

Tim hijau masuk, namun terlihat oleh salah seorang teroris yang langsung melepaskan tembakan. Seorang anggota tim bernama Ahmad Kirang tertembak, namun teroris tersebut segera dilumpuhkan.

Dua teroris lagi menyusul dilumpuhkan. Seorang teroris lainnya mencoba meledakkan granat, namun gagal meledak dan dengan segera dilumpuhkan. Satu teroris lain diamankan di luar pesawat.

Penyerbuan kilat ini berhasil membebaskan sandera dan mengakhiri drama pembajakan pesawat Woyla. Lima orang teroris tewas, sementara pasukan Indonesia kehilangan satu anggota, Ahmad Kirang. Kapten Pilot Herman Rante juga turut menjadi korban.