RI Dorong Adanya Jeda Kemanusiaan di Yaman Melalui PBB

Senin, 06 April 2015

post

Proses evakuasi TNI di Yaman yang berhasil mengevakuasi 110 Warga Negara Indonesia (WNI) dengan Pesawat TNI Boeing 737-400, Senin (6/4/2015). (Puspen TNI)
INHLIKLIK.COM - Pemerintah Indonesia terus mendorong agar pertempuran di Yaman dihentikan untuk sementara waktu. Hal ini untuk memberikan waktu bagi pemerintah mengevakuasi ribuan warga Indonesia yang masih berada di negara tersebut.

Demikian ungkap Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, pada hari Senin, 6 April 2015. Upaya jeda kemanusiaan itu telah didorong Indonesia hingga ke forum PBB. 

"Kemarin, saya berbicara dengan staf kami di PBB untuk meminta wakil tetap kita di PBB, Desra Percaya, untuk mengikuti dari dekat pembahasan tentang situasi di Yaman pada forum Dewan Keamanan. Tujuan kami satu yaitu mendorong langkah konkret terwujudnya humanitarian pause (jeda kemanusiaan)," ungkap Retno. 

Mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu juga telah berkomunikasi dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan beberapa Menlu yang kemungkinan dapat saling membantu untuk melakukan evakuasi. Salah satu yang telah diajak berkomunikasi yakni Menteri Pertahanan Arab Saudi. 

Langkah RI yang mendorong jeda kemanusiaan sejalan dengan proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Pemerintah Rusia ke Dewan Keamanan PBB. Stasiun berita ABC News Australia melaporkan Rusia telah mendistribusikan sebuah konsep resolusi di PBB yang berisi desakan untuk penghentian serangan udara koalisi Saudi. 

Juru bicara Kemlu RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, yang dihubungi VIVA.co.id mengatakan Indonesia berniat untuk menjadi co-sponsor dari resolusi itu. Tetapi, resolusi tersebut perlu dipertimbangkan melalui proses sidang di PBB. 

Dubes Yordania untuk PBB sekaligus Presiden DK PBB, Dina Kawar, mengatakan Dewan kini tengah fokus untuk mencari solusi politik jangka panjang terhadap krisis di Yaman. 

Diberi Izin 

Kantor berita Reuters hari ini melansir ICRC telah diberikan izin oleh militer koalisi untuk memasok bantuan medis vital dan pekerja kemanusiaan. Izin akhirnya turun setelah melalui proses negosiasi yang memakan waktu hampir satu pekan. 

"Kami telah menerima izin dari koalisi untuk dua pesawat saat ini. Satu pesawat membawa pasokan logistik medis dan pesawat lainnya mengangkut staf medis," ujar juru bicara ICRC, Sitara Jabeen. 

Dia berharap pesawat itu bisa mendarat di ibukota Sana'a, hari ini. Tetapi, ICRC masih menanti persetujuan untuk tim bedah yang rencananya akan dibawa dengan menggunakan kapal ke bagian selatan kota Aden. Sayangnya, pertempuran antara koalisi militer Saudi dengan anggota kelompok Houthi masih intens. 

Sementara itu, juru bicara koalisi militer Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, di Riyadh mengatakan, pengaturan untuk pengiriman bantuan ICRC telah disiapkan pada Minggu pagi. Tetapi, hal tersebut dibatalkan sendiri oleh ICRC. 

"Ada perjalanan yang telah ditetapkan pada pukul 09.00 Minggu pagi kemarin. Mereka telah menginformasikan hal tersebut kepada kami. Namun, setelah dibuat pengaturan, ada permintaan agar penerbangan ditunda sementara waktu," ujar Asseri. (viva)