Tolak Tawaran AS Lawan Wabah COVID-19, Iran Sebut AS Pembohong dan Penipu

Ahad, 22 Maret 2020

INHILKLIK.COM, IRAN - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak mentah-mentah Tawaran Amerika Serikat (AS) dalam memerangi wabah COVID-19 dengan mengatakan pemimpin AS "pembohong dan penipu".

"Musuh nomor satu kita adalah Amerika. Ini adalah musuh Iran yang paling jahat dan licik, para pemimpinnya adalah terori, Pembohong dan penipu, "ujar Khamenei dilansir dari Reuter, Minggu (22/3/2020).

Dikutip harianriau.co dari laman akurat.co, Pemerintah Iran telah menyalahkan sanksi AS karena menghambat upayanya untuk menghentikan wabah Corona. Presiden Hassan Rouhani mendesak Amerika Serikat untuk menyerukan mencabut sanksi ketika Iran melawan virus korona.

China, salah satu negara dalam perjanjian nuklir Iran telah mendesak AS untuk segera mencabut sanksi terhadap Iran di tengah-tengah tanggapan Iran terhadap wabah virus coronavirus.

Tetapi AS tak mengabulkan permintaan tersebut dengan mengatakan penyebaran virus tidak akan menyelamatkannya dari sanksi AS yang menghambat pendapatan minyaknya dan mengisolasi ekonominya.

Khamenei yang membatalkan pidato tahunannya untuk tahun baru Persia dari kota suci Muslim Syiah, Mashhad pada 20 Maret karena wabah itu, mengatakan Iran akan menang atas virus itu.

"Republik Islam memiliki kemampuan untuk mengatasi segala jenis krisis dan tantangan, termasuk wabah koronavirus," jelas Khamenei, yang meminta orang untuk tinggal di rumah.

Seperti diketahui, AS sendiri telah menawarkan bantuan kemanusiaan untuk waktu yang lama bagi Iran. Dimana negara tersebut mengalami kasus corona tertinggi dengan 1.685 kematian dan 21.638 orang terinfeksi.

Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan enam negara lainnya dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Gesekan meningkat ketika Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak A.S. yang menewaskan komandan tertinggi Pengawal Revolusi Iran, Qassem Soleimani, pada 3 Januari. Iran membalas dengan mentarget AS di Irak pada 8 Januari.