Awalnya Ngaku Tak Menerima, Kini Suami Pemderita Kanker Mengaku Salah 'Maaf Pak Donatur'

Ahad, 19 Juli 2020

INHILKLIK.COM, BOYOLALI - Sempat mengaku tak menerima bantuan, suami Kinem, penderita kanker di Boyolali, Jawa Tengah kembali membuat pernyataan yang mengejutkan.

Pria bernama Nursam itu mengklarifikasi pernyataannya. Rupanya uang bantuan itu telah diterimanya dan telah habis dibelanjakan olehnya.

"Para donatur, relawan saya mohon maaf atas kesalahan saya," kata Nursam.

Saat ditemui di rumahnya di Gilirejo RT 002 RW 005 Desa Gunungsari, Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah Nursam meminta maaf terkait pernyataan mengegerkan itu.

Akibatnya banyak warga dan relawan yang mendatangi rumahnya karena pernyataan Nursam yang tak pernah menerima bantuan.

Nursam sebelumnya menyatakan, mereka hanya diminta memegang kertas dengan tulisan nominal uang tapi tak pernah menerima uang bantuan.

"Itu tidak benar. Saya sudah menerima bantuan berwujud uang ataupun barang," tutur Nursam, Sabtu (18/7/2020).

Nursam mengakui, uang bantuan Rp 50 juta itu sudah diterimanya. Namun uang bantuan itu dia gunakan membeli sepeda motor, dua sapi dan untuk keperluan sehari-hari.

"Pertimbangannya nanti seandainya istri saya sembuh kan buat kebutuhan sehari-harinya, buat anak sekolah, buat lain-lain," kata dia.

"Uangnya sudah saya belanjakan semua. Seingat saya sekitar Rp 50 juta ada. Buat keperluan sehari-hari, beli sapi dua ekor. Sapi sudah dijual," sambung dia.

Nursam mengaku telah menerima bantuan dari relawan untuk biaya pengobatan istrinya sekitar Rp 50 juta.

Uang itu diperuntukkan bagi pengobatan sakit Kinem yang mengidap kanker sejak 2009.

Akibat penyakitnya itu, kondisi Kinem memprihatinkan. Lidahnya terjulur keluar, giginya rontok dan ada benjolan besar di bawah mulutnya.

Mengaku telah mengupayakan kesembuhan istrinya, Nursam mengatakan Kinem tak jadi dioperasi.

"Hanya tiduran di kamar tidak jadi dioperasi karena kondisi drop," kata dia.

Sementara itu perwakilan Dinas Kesehatan Boyolali yang juga merupakan Petugas Puskesmas Wonosamudro Sujatmoko mengemukakan menemukan kasus Kinem sejak tahun 2009.

Saat itu, Kinem mengandung anak ketiga dan menyarankan sterilisasi lantaran menderita kanker.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah juga bahkan pernah mengecek langsung kondisi Kinem.

"Pertama saya menemukan kasus Mbak Kinem itu sekitar tahun 2009. Itu Mbak Kinem dalam keadaan hamil. Dengan kondisi ini kami dan teman-teman berusaha support dan ada sedikit bantuan waktu berupa susu. Dari teman-teman donasi kumpulkan untuk beli sembako," terang dia.

Mereka juga telah memberi jaminan untuk sekolah bagi anak-anaknya, bantuan KIP, KIS dan fasilitas dari BPJS.

Cerita mengenai Kinem sempat viral saat itu. Kinem juga menyatakan sanggup dioperasi. Sehingga mereka mengantar Kinem ke rumah sakit daerah di Boyolali.

"Kami antarkan (mbak Kinem) di sana dicek seluruh kondisinya, baik di laboratorium, fisiknya dan di Boyolali tidak memungkinkan. Sehingga dirujuk ke rumah sakit di Solo," tandasnya.

"Kita antar juga ke Solo. Bahkan kondisi Mbak Kinem drop. Sehingga dari keluarga, suami Mbak Kinem untuk pulang paksa menolak tindakan operasi," ujarnya.

Kaur Kesra Perangkat Desa Gunungsari, Wonosamudro Trijatmiko menyayangkan pernyataan Nursam yang mengaku hanya berfoto dengan kertas dan tak mendapatkan uang, padahal bantuan terus mengalir.

"Tadi sudah ditanyakan sendiri ternyata Bapak Nursam sudah menerimanya (bantuan). Bahkan bikin beli sapi, motor dan yang lainnya. Ternyata kemarin itu sangat disayangkan apa yang disampaikan itu bisa menimbulkan fitnah. Sudah banyak bantuan yang diberikan berwujud sembako, uang," kata Trijatmiko.

Selama ini keluarga Nursam sudah terdaftar dalam penerima bantuan dari pemerintah, baik bantuan berupa PKH, non tunai, KIS dan KIP.

"Bantuan sosial ada. Sudah banyak. Seperti bantuan PKH, non tunai ada, KIS dan KIP ada. Secara keseluruhan sudah diperhatikan," kata dia.