Bonita Tidak Hanya Bicara Kearifan Lokal, Tapi Ulas Hubungan Manusia & Harimau

Sabtu, 28 November 2020

INHILKLIK.COM, JAKARTA - Duta Lingkungan Hidup sekaligus news anchor, Valerina Daniel mengatakan bahwa buku Bonita Hikayat Sang Raja karya almarhum Haidir Anwar Tanjung tidak hanya berbicara tentang kearifan lokal, tetapi juga mengulas hubungan antara manusia dengan satwa liar dalam hal ini harimau Sumatera.

Ia menerangkan bahwa sejak zaman dahulu harimau dan manusia itu di Indonesia khususnya masyarakat Sumatera sangat erat dan sangat dekat hubungannya.

Valerina menerangkan, kalau semisalnya terjadi konflik, itu karena keterusikan daerah jajahan harimau oleh lanskap kehidupan manusia dan itu yang harus dikembalikan, serta bagaimana caranya menjaga hubungan baik antara harimau dan manusia dapat terus terjalin.

"Jangan sampai anak cucu kita nanti, hanya bisa kita melihat harimau di gambar saja atau ceritanya saja, tapi tidak ada lagi wujud aslinya," katanya saat menjadi pembahas dalam bedah buku Bonita bersama KLHK, di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta Pusat, Jumat (27/11/2020).

Valerina Daniel menerangkan, dirinya sangat mengapresiasi Haidir Anwar yang sudah menulis buku yg sangat baik dan memberikan gambaran kepada pembaca upaya konservasi satwa harimau yang dijalankan pemerintah Indonesia, khususnya dalam hal ini KLHK.

"Untuk itu saya juga mengapresiasi kepada ibu menteri yang sudah mendukung penulisan buku sebagai sarana edukasi dan mengkomunikasikan upaya konservasi kepada masyarakat pada umumnya," ujarnya.

Berdasarkan ceritanya, pada tahun 2008 lalu, sebagai duta lingkungan Valerina diundang Bank Dunia untuk memberikan pidato dalam acara peluncuran Global Tiger Conservation Initiative di markas Bank Dunia di Washington DC Amerika Serikat.

Namun pada saat itu ia kesulitan dalam menemukan buku sebagai landasan membuat pidato tersebut yang pada akhirnya ia menemukan buku terkait konservasi harimau itu ditulis oleh orang luar negeri pada tahun 1995 lalu.

"Saya senang ada orang menanyakan harimau, kita sudah ada buku dan ditulis oleh orang Indonesia sendiri bukan orang asing. Terima kasih Bang Haidir," ujarnya.

Selanjutnya, jurnalis sekaligus mahasiswa S2 yang membahas terkait konflik manusia dan satwa liar juga menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku itu, Rere juga mengapresiasi keahlian penulis dalam menulis buku tersebut.

Menurut Rere, buku yang ditulis oleh wartawan senior detik.com itu membuat pembaca ketagihan, buku dengan ketebalan 400 halaman sama sekali tidak membuat pembaca merasa bosan.

"Sepertinya ini harus dicetak banyak, saya sangat mengapresiasi karya Bang Haidir Anwar Tanjung," tutupnya.