Selesai Gelar LK II, HMI Cabang Tembilahan Ziarahi Makam Syekh Abdurrahman Siddiq

Rabu, 02 Desember 2020

Foto bersama pengurus HMI Cabang Tembilahan.

INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) melakukan berziarah ke Makam Syekh Abdurahman Siddiq di Kampung Hidayat, Kuala Indragiri, Selasa (1/12/2020).

Kegiatan wisata religi tersebut juga diikuti oleh peserta LK II atau Intermediate Training dari berbagai cabang HMI se Indonesia.

Ketua HMI Cabang Tembilahan, Joni mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk rasa syukur atas terlaksananya kegiatan LK II yang ditaja oleh HMI Cabang Tembilahan.

"Sebagai salah satu niat terbesarnya, dikarenakan telah selesainya melaksanakan latihan kader II Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Tembilahan di Hotel TOP 5," ujar Joni.

Tuan Guru Sapat, Sang Mufti Kerajaan Indragiri

Tuan Guru Sapat adalah seorang ulama dari Banjar yang dikenal luas. Bahkan sampai di Mekkah, karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram. Tuan Guru Sapat wafat 10 Maret 1930.

Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari, demikian nama lengkapnya. Dilahirkan pada tahun 1857 di Kampung Dalam Pagar Martapura Kalimantan Selatan, nama lahirnya sebenarnya hanyalah Abdurrahman.
Foto: Kubah makam Syekh Abdurrahman Siddiq.
Nama "Siddiq" ia dapat dari seorang gurunya saat ia belajar di Mekkah. Ia merupakan cicit dari ulama ternama etnis Banjar, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Saat baru berusia tiga bulan, ibunda Abdurrahman Siddiq meninggal dunia. Ia tak sempat mendapat asuahan sang ibunda. Ia pun kemudian dirawat kakek dan neneknya. Sang kakek merupakan seorang ulama bernama Mufti H Muhammad Arsyad. Namun baru diusia setahun, sang kakek meninggal. Maka Abdurrahman Siddiq pun tumbuh dewasa hanya bersama neneknya, Ummu Salamah.

Sang nenek merupakan muslimah yang taat beribadah dan faqih beragama. Ia mendidik syaikh dengan kecintaan pada Alquran. Beranjak dewasa, nenek mengirim syekh pada guru-guru agama di kampung halamannya. Ketika dewasa, Syaikh makin giat menuntut ilmu agama.

Ia melakukan perjalanan menuntut ilmu ke Padang, Sumatra Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan di Padang pada 1882, ia masih haus ilmu. Maka pergilah syekh ke kota kelahirn Islam, Makkah pada tahun 1887.
Foto: Syekh Abdurrahman Siddiq atau yang dikenal juga dengan panggilan Tuan Guru Sapat.
Di tanah suci, Abdurrahman Siddiq banyak menghadiri majelis ilmu para ulama ternama Hijaz. Tak hanya di Makkah, ia pun giat bergabung di halaqah-halaqah ilmu di Masjid Nabawi di Madinah. Kegiatan tersebut ia lakukan hingga tujuh tahun lamanya. Bahkan Syekh juga sempat menjadi pengajar di Masjidil Haram selama dua tahun sebelum kemudian kembali ke tanah air.

Ia diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 berkedudukan di Rengat dan mengabdikan diri di Kerajaan Indragiri.