Bikin Trauma, 4 Fakta Anal Swab yang Digunakan China untuk Deteksi Corona

Sabtu, 06 Maret 2021

ilustrasi

INHILKLIK.COM - Tes anal bagi siapa aja yang mau memasuki negara China menjadi sorotan. Beberapa negara sudah mengajukan keberaatan atas dilakukannya tes tersebut, salah satunya negara Jepang.

 Pemerintah Jepang telah meminta China untuk berhenti melakukan metode anal swab pada warga Jepang saat mereka memasuki negara tersebut. Para pejabat mengatakan beberapa warga Jepang mengeluh bahwa prosedur ini menyebabkan mereka tertekan psikologis.

Dikutip dari laman BBC, pada Januari lalu China mulai melakukan tes anal swab. Pada Minggu lalu, mereka telah membantah telah mewajibkan diplomat Amerika Selatan (AS) menjalani tes semacam itu setelah media Amerika melaporkan ada sejumlah warga yang mengeluh prosedur tersebut.

Metode anal swab ini sendiri untuk mendeteksi COVID-19. Para dokter di Beijing You'an Hospital, China, menyebut metode ini lebih akurat daripada swab nasofaring atau hidung dan pangkal tenggorokan.

Anal swab untuk mendeteksi COVID-19 didasari oleh temuan bahwa virus COVID-19 bertahan lebih lama di saluran pencernaan dibanding di saluran napas. Karenanya, kemungkinan false positive diyakini lebih kecil dengan swab anal.

Apa saja sih yang perlu diketahui terkait anal swab yang dipakai China untuk mendeteksi Corona? Berikut beberapa faktanya.

1. Bisakah anal swab mendeteksi virus COVID-19?

Berdasarkan penelitian, jejak virus COVID-19 dapat bertahan lebih lama di anus dibanding dengan saluran pernapasan.

Dikutip dari India Today, Zhang Wenhong seorang dokter dari Rumah Sakit Huashan di Shanghai yang mengatakan swab anal ini bisa membantu meminimalkan risiko kambuh setelah pemulihan.

Pada tahun lalu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Future Microbiology, sekelompok peneliti dari China menemukan bahwa beberapa pasien COVID-19 mengalami infeksi virus usus yang aktif dan berkepanjangan. Bahkan ketika mereka tidak menunjukkan gejala gastrointestinal.

"Menariknya, deteksi SARS-CoV-2 positif pada usap anal dua pasien dan negatif pada sampel usap tenggorokan dan dahak," tulis mereka.

2. Apa itu anal swab COVID-19?

Swab anal COVID-19 adalah metode untuk mendeteksi virus yang dilakukan dengan cara memasukkan alat swab 3 hingga 5 sentimeter ke dalam rektum atau dubur. Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an mengatakan, metode tersebut bisa lebih akurat dalam mendeteksi virus dan menurunkan kemungkinan kesalahan diagnosis.

3. Siapa yang menerima anal swab?

Metode anal swab digunakan setelah seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun positif terinfeksi varian baru COVID-19 Inggris pada bulan lalu.

Sebenarnya metode ini sudah mulai digunakan sejak tahun lalu, tetapi metode swab hidung dan tenggorokan masih digunakan sebagai metode tes Corona paling populer.

"Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina COVID-19 utama di Shanghai," jelas Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an di Beijing, yang dikutip dari New York Post.

4. Mengapa orang-orang diminta untuk melakukan tes anal swab?

dr Li Dong, wakil kepala dokter, Departemen Penyakit Menular dari Rumah Sakit You'an Beijing, mengatakan bahwa pada akhir tahun lalu, menjadi jelas bahwa banyak pasien yang reaktif pada saat melakukan tes di tenggorokan dan hidung kemudian mereka menerima hasil positif dari tes anal swab.

Kombinasi metode ini bisa meningkatkan tingkat deteksi dan mengurangi proporsi diagnosis yang terlewat.

Namun, meskipun hasil false negative rendah, proses pendeteksian ini juga lebih kompleks, sehingga pengujian dilakukan pada populasi tertentu yang untuk saat ini. Termasuk individu yang dikarantina dan orang yang tinggal dan bekerja di zona risiko tinggi.