Anak-Anak Juga Bisa Depresi

Kamis, 23 Desember 2021

Ilustrasi (bisnis.com)

INHILKLIK.COM - Kata depresi pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus-menerus merasa sedih dan tertekan serta kehilangan minat dalam beraktivitas. Hampir semua kalangan tanpa mengenal usia, pekerjaan, dan status sosial dapat mengalami depresi.

Pada dasarnya depresi memang sering dialami oleh orang dewasa, tapi tidak menutup kemungkinan jika remaja dan anak-anak juga bisa mengalami kondisi tersebut. Saat ini juga sudah tidak sedikit lagi remaja dan anak-anak yang mengalami depresi.

Melalui akun instagramnya, UNICEF menyatakan bahwa dalam laporan utama mereka yakni The State of of World’s Children 2021 menunjukkan ada banyak remaja dan anak-anak di Indonesia yang mengalami depresi. Kondisi tersebut tentunya adalah sebuah tantangan bagi orang tua supaya anak-anak mereka tidak mengalami gangguan kesehatan tersebut.

Depresi yang di alami anak-anak pasti berbeda penyebabnya dengan depresi yang di alami oleh orang dewasa. Hal tersebut dapat dibedakan dari tingkat tanggung jawab, kewajiban, serta kemampuan berpikir dari anak-anak dan orang dewasa. Kasus yang telah dimuat pada berbagai media berita menjelaskan bahwa depresi yang di alami oleh anak-anak biasanya disebabkan oleh faktor perubahan hormon menuju masa pubertas, pernah mengalami pelecehan seksual, dan tidak jarang karena anak sudah mengetahui atau menyadari bahwa ia menderita suatu penyakit kronis.

Selain penyebab-penyebab tersebut ada faktor eksternal lain pemicu depresi yang saya temukan dari lingkungan saya berada, seperti perceraian orangtua dan bullying yang biasanya di alami saat berada dalam lingkungan sekolah atau pertemanan.
Perceraian orang tua adalah fakor yang paling mempengaruhi depresi anak karena di usia mereka yang masih sangat membutuhkan peran kedua orang tua dan tidak jarang mereka merasa tidak adil saat melihat teman-teman sebayanya mempunyai keluarga yang masih utuh.

Dengan pemikirannya yang masih terbilang belum dewasa, pasti kebanyakan dari mereka yang mengalami broken home menyimpulkan bahwa kedua orang tuanya sudah tidak sayang lagi terhadapnya dan dari hal tersebutlah depresi itu bisa timbul. Lingkungan pertemanan dan sekolah juga dapat menyebabkan kasus depresi pada anak. Hal tersebut bisa ditimbulkan dari masalah bullying yang sudah sangat sering terjadi. Merasa tidak mempunyai teman dan menganggap dirinya adalah sosok yang tidak pantas ada di lingkungan pertemanannya adalah perasaan yang dapat menimbulkan depresi itu sendiri.

Pemberitaan tentang kasus bunuh diri yang dilakukan oleh siswi SMP di kawasan Jakarta Timur serta seorang remaja yang diduga depresi mencoba bunuh diri di halaman Mapolrestro Jakarta Selatan menggunakan sebilah pisau merupakan bukti nyata bahwa depresi adalah masalah gangguan mental yang sangat berbahaya, apalagi di usia anak-anak yang belum terlalu bisa berpikir secara kritis. Selain bunuh diri dan rasa ingin menyakiti diri, ada juga hal-hal membahayakan yang dapat terjadi kepada anak jika mereka mengalami depresi.

Apa saja bahaya lain dari depresi yang di alami anak? Depresi dapat menyebabkan perasaan marah dan mudah tersinggung, yang mengakibatkan sikap negatif yang berkelanjutan atau bahkan pembangkangan, kurang percaya diri, dan kesulitan bergaul dengan teman sebaya, serta yang paling berbahaya adalah mencoba obat-obatan atau alkohol karena penggunaan yang berkelanjutan bisa menyebabkan perasaan depresi yang berkelanjutan juga.

Apalagi di zaman sekarang masih ada orang tua yang menganggap depresi pada anak itu hanya disebabkan oleh tingkat kedekatannya dengan Tuhan. Semakin ia jauh dari Tuhan sudah pasti ia dapat dengan mudah mengalami depresi. Hal tersebut dapat menjadi dampak yang berbahaya untuk anak yang mengalami depresi. Ia semakin tidak mempunyai tempat untuk berbagi keluh kesahnya karena lingkungan sekitar yang acuh terhadap hal yang ia alami. Pada akhirnya anak tersebut juga akan mengacuhkan orang tuanya dan mulai berbuat seenaknya.

Dengan adanya pemahaman yang lebih banyak tentang penyebab dan bahaya apa saja jika anak mengalami depresi, semoga para orang tua di luar sana dapat lebih memperhatikan kondisi kesehatan mental anaknya. Pada dasarnya anak-anak hanya membutuhkan kasih sayang dan perlindungan yang cukup dari lingkungan terdekatnya terutama dari orang tua.

Jika memang kondisi kedua orang tua yang memang harus berpisah, pasti ada cara supaya anak tidak merasa kehilangan keberadaan salah satu pihak dan tetap dapat merasakan keutuhan serta kehangatan dari kedua orang tuanya. Anak-anak memang belum sepenuhnya bisa mengekspresikan emosi dan beban yang ia rasakan, maka dari itu orang tua juga di harapkan untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan anak mereka agar sang anak dapat merasakan rasa perlindungan sehingga mampu menceritakan apa yang ia rasakan.



Penulis:
Natania Ajeng Kusumawardhani
Mahasiswi S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.