Menilik Calon Pemimpin yang Paling Dibutuhkan Kabupaten Inhil Kedepan

Kamis, 03 Februari 2022

Foto Ilustrasi.

Dikenal dengan daerah berbagai sebutan, mulai dari daerah seribu parit, daerah seribu jembatan hingga terakhir dikenal dengan sebutan daerah hamparan kelapa dunia, itulah yang namanya daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau.

Semenjak Orde Baru, daerah dikenal berbagai sebutan ini, sudah banyak di pemimpin tokoh-tokoh hebat, seperti H. Rusli Zainal (Sang Visioner) H. Indra Muchlis Adnan (Satu Rumah Satu Sarjana) dan sekarang HM Wardan (Desa Maju Inhil Jaya). Namun apa kesejahteraan masyarakat Inhil sudah membaik?

Memasuki tanda-tanda lampu merah akan menyala disitulah tanda masa kepemimpinan saat ini akan berakhir, tentu banyak tokoh-tokoh yang bermunculan. Ada yang secara terang-terangan menyatakan ingin mencalonkan diri sebagai bupati ada pulak muncul malu-malu sepertinya mau.

Take off Pilkada Kabupaten Indragiri Hilir sudah mulai berhembus ke permukaan meskipun masih hanya sebatas mempromosikan orang-orang tertentu melalui pengenalan secara langsung dengan manfaatkan jabatan dan kekuasaan yang mereka jabat saat ini untuk bertarung dalam pesta demokrasi lokal tahun 2024 mendatang.

Gaya komunikasi politik untuk membangun simpati ataupun empati masyarakat seperti ini tidak ada yang salah, namun saya sedikit cukup lama saya melihat mendengar dan memperhatikan tidak ada satupun disematkan kata kunci bagi para calon mengapa para calon tersebut pantas untuk dicalonkan bahkan di pilih.  Dari pandangan hemat saya banyak para yang ingin calon terlalu berkutat pada narasi politik klasik dan standar yang cenderung dibuat-buat, seperti, “Kombinasi Antar Politisi, Birokrasi-Politisi, dengan representasi wilayah selatan, tengah, dan utara, dan lain lain”.

Nah kalau kita boleh mengambil penilaian dengan sebuah indikator dengan kata “Pengalaman” jika seorang politisi dan birokrasi ataupun agamis dijadikan komponen utama dalam menentukan calon pemimpin Indragiri Hilir ke depan, maka mari kita menoleh kebelakang untuk melihat pengalaman tiga periode kepemimpinan Inhil sebelumnya pasca reformasi, apa yang kurang pemimpin-pemimpin Inhil yang sebelumnya. Mereka adalah putra-putra terbaik kabupaten Inhil yang boleh di bilang ahli dari latar belakang pendidikan dan mereka telah menduduki jabatan paling puncak sebagai seorang politisi maupun birokrasi di level lokal sebelum ikut dalam kontestasi Pilkada.
 
Namun dari semua itu saya harus diakui bahwa pencapaian tersebut belum mampu memberikan ukiran sejarah yang monumental bagi daerah Indragiri hilir. Pembangunan yang terjadi cenderung belum merata bahkan ada juga yang stagnan dan biasa-biasa saja meskipun inhil sudah di pimpin sosok-sosok yang berlatar belakang politisi ataupun birokrasi yang berpengalaman.

Mampukah para calon-calon ke depan mengukur kinerja pemerintah dahulu hingga sekarang. Saya rasa itu tidak sulit, meskipun tidak memiliki kalkulator secara kuantitatif, banyak referensi yang bisa dijadikan acuan, salah satunya kita cukup melakukan evaluasi kinerja pemerintah dengan menggunakan pendekatan dengan meletakkan manajemen strategis yang telah disepakati, lalu sandingkan dengan pencapaian dan outcome nya selama ini, dari proses itu kita akan bisa melihat secara terang bagaimana kinerja pemerintah saat ini.

Maka dari hasil tersebut para-para calon pemimpin inhil dapat mengambil kesimpulan apakah langkah-langkah yang akan di ambil, jangan sampai salah langkah justru para calon melakukan sebuah strategi kemunduran bagi daerah kabupaten Inhil. Karena jika melihat berpengalaman pemimpin sebelumnya cukup baik.

Saya berharap situasi dan gaya komunikasi dan langkah strategi politik dalam pilkada 2024 kabupaten Inhil ke depan harus berbeda, jangan sampai tidak ada perbedaan dari pilkada sebelumnya dan jangan juga perbedaan itu hanya  pada pemimpin dan narasi serta yang diucapkan ketika kampanye tapi tujuan nya sama. masyarakat Inhil membutuhkan pemimpin yang mampu membawa perubahan yang meningkat secara kualitas dan bukti kerja nya bukan memilih seorang pemimpin berdasarkan popularitas semata.
 
Dari dahulu hingga sekarang setiap memasuki Intro nada-nada pilkada baik dari tokoh politik, tokoh agama, birokrasi, toko muda, bahkan rakyat biasa, selalu menjadikan salah satu indikator untuk menang pilkada inhil melihat latar belakang daerah para calon yang paling ramai disematkan “representasi Inhil selatan, Inhil tengah dan Inhil utara, dari indikator seperti ini. Seolah-olah geo-politik Inhil begitu luas seperti itu saja, Justru hal tersebut memperlihatkan secara telanjang memainkan gaya politik identitas. dan itu tidak baik akan menimbulkan konflik satu rumpun suku yang terjalin kuat di daerah ini. Yang terpenting adalah kita melakukan pemetaan masalah yang mendera Inhil saat ini. Generasi dan pemikir kabupaten Inhil, Dari pemetaan masalah tersebut kita akan bisa menentukan siapa sosok calon pemimpin Inhil yang paling dibutuhkan kedepan.

Masalah infrastruktur, Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi tentunya selalu menjadi hal wajib dari setiap pemimpin untuk melaksanakannya, dari empat aspek bidang ini yang paling mendasar masalah di daerah tersebut, semuanya bermuara pada anggaran yang memang sangat minim.

Sebagai daerah yang paling besar nomor tiga setelah Pekanbaru dan Kampar dari 12 kab/kota di Provinsi Riau, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang terdiri dari 20 kecamatan, setiap tahun menemukan berbagai masalah-masalah klasik lainnya seperti masalah sosial-ekonomi (kesejahteraan, kemiskinan dan pengangguran), kesehatan, pendidikan, pertanian, tata kelola pemerintahan (governance), khususnya pelayanan publik (public service), dan pemberdayaan masyarakat ini tidak cukup baik kondisi pada saat ini.
 
Situasi kabupaten Inhil dapat digambarkan dari siklus pembangunan dari tahun ke tahun. Pada posisi ini, saya melihat siapapun pemimpinnya Inhil kedepan jika bergantung pada APBD kita terbilang sangat minim dari kebutuhan, maka sedikit kemungkinan kita bisa berbuat banyak untuk daerah ini. Akibatnya porsi pembangunan itu sulit dirasakan oleh mereka yang sering menuntut keadilan kepada pemerintah.

Tentu pemerintah tidak mau dianggap tidak berhasil atas kinerjanya. Sebagai alternatifnya , pemerintah jor-joran membuat berbagai laporan rutinitas dengan sebaik-baiknya demi mengejar gelar predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK yang seolah-olah dijadikan indikator paling utama atas keberhasilan kinerjanya. Padahal WTP itu sendiri hanya sajian laporan keuangan secara administratif yang dianggap wajar, namun WTP tidak masuk pada ranah implikasi strategis atau outcome dan impact dari penggunaan anggaran tersebut terutama pada program-program soft side of change, termasuk pemberdayaan masyarakat (community development) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Setelah kita menyelami beberapa masalah utama di daerah ini, terlihat sangat jelas bahwa sumber utama problem pembangunan kita saat ini adalah tentang kondisi anggaran (APBD) yang terbilang minim sehingga membuat prioritas lainnya terabaikan. Pada akhirnya pembangunan itu bersiat parsial. Meksipun faktor anggaran bukan satu-satunya yang menjadi determine masalah yang ada di Inhil, namun faktor anggaran adalah basis dari segala faktor lainnya. Maka dari pemetaan masalah ini, kita bisa menentukan siapa sosok yang paling dibutuhkan oleh Inhil kedepannya.

Masyarakat harus tahu Sosok Pemimpin Seperti Apa Yang Paling Dibutuhkan oleh Inhil Kedepan?

Mengacu pada pokok permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya, maka pemimpin yang paling dibutuhkan oleh Inhil kedepan adalah pemimpin yang mampu menambah jumlah APBD secara signifikan. 

Inilah dasar dan sumber dari pembangunan itu sendiri, meningkatkan PAD, mendapat jumlah jatah bankue dari Provinsi, meningkat Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU dialokasikan untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota. untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN ini butuh kepemimpinan yang bagus secara komunikasi politik antar hubungan lembaga daerah dan pusat.

Bagi para calon pemimpin kabupaten Inhil kedepan inilah masalah dan PR paling besar jika ingin terwujud masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir yang sejahtera merata secara pembangunan sukses di dalam membangun dari bagai aspek yang selama ini menjadi masalah di kabupaten Inhil.

Pesan bagi masyarakat dan pemilih kita wajib mengetahui bobot bibit dan latar belakang calon pemimpin kita kedepan, Baik itu dari tokoh partai politik, tokoh birokrasi, maupun dari tokoh agama, serta tokoh muda. Kita wajib mengetahui apa mereka mampu memimpin kabupaten Indragiri yang dalam kondisi saat ini cukup banyak permasalahan.

 

Penulis: Khairul S. Sos
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau 09.