INHILKLIK, - Sebuah satelit besar yang sudah tidak berfungsi akan menabrak atmosfer Bumi dan jatuh dalam hitungan minggu. Diluncurkan ke orbit tahun 1995, satelit European Remote Sensing 2 (ERS-2) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) telah dinonaktifkan lebih dari satu dekade lalu.
Sejak itu, dikutip dari Futurism, Sabtu (10/2/2024) cadangan bahan bakarnya telah habis. Menurut ESA (European Space Agency), satelitnya itu diperkirakan akan memasuki kembali atmosfer sekitar pertengahan Februari ini.
Bahkan tanpa bahan bakar, observatorium Bumi raksasa ini masih berbobot sekitar 2.000 kilogram, sebuah puing-puing ruang angkasa berukuran raksasa yang secara teknis dapat mendatangkan malapetaka jika menabrak daerah berpenduduk.
Untungnya, menurut ESA, risiko tahunan seorang manusia terluka akibat puing-puing luar angkasa adalah di bawah 1 dalam 100 miliar. Dengan kata lain, orang berpotensi lebih besar tersambar petir ketimbang kena puing satelit semacam ini.
Ada satelit jauh lebih besar jatuh tak terkendali ke Bumi. Beberapa waktu lalu, bagian inti roket Long March 5B milik China, berbobot 23 ton ketika jatuh kembali seminggu setelah lepas landas pada tahun 2022. Pejabat NASA kala itu mengecam China lantaran membiarkan bagian roket berukuran besar jatuh tanpa bantuan.
Saat ini belum diketahui di mana satelit raksasa ESA akan mendarat. "Satelit ini sering diamati, dan kami melacak ketinggian orbitnya seiring dengan kejatuhannya. Namun, karena jatuhnyai satelit tersebut bersifat 'alami', tak mungkin memprediksi secara pasti kapan dan di mana satelit tersebut akan mulai terbakar," papar ESA.
Satelit ERS-2 ini telah mengumpulkan banyak data tentang berkurangnya es di kutub Bumi, perubahan permukaan tanah, kenaikan permukaan laut, pemanasan lautan, dan kimia atmosfer. Ia juga membantu memantau saat terjadi bencana alam.
Meskipun penurunan yang sebagian besar tidak terkendali terdengar ceroboh, hal itu secara teknis lebih baik daripada menimbulkan ancaman bagi penjelajah luar angkasa di kemudian hari. Orbit planet kita sudah penuh dengan sampah luar angkasa dan akan bertambah buruk seiring semakin banyaknya roket yang diluncurkan dan satelit-satelit dinonaktifkan.