Pemerintah Indonesia Evakuasi 926 WNI dari Sudan

Sabtu, 10 Agustus 2024

INHILKLIK, - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyatakan pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi sebanyak 926 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Sudan.

Namun, terdapat sekitar 40 kepala keluarga yang memilih untuk tetap tinggal di Sudan karena alasan pekerjaan dan keluarga.

Pernyataan ini disampaikan Retno setelah mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan dari Pemangku (acting) Menteri Luar Negeri Sudan, Hussein Awad Ali Mohammed, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/8/2024).

"Sebanyak 926 WNI telah dievakuasi, sementara sekitar 40 WNI memilih untuk tetap tinggal di Sudan karena alasan pekerjaan atau keluarga," ujar Retno.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada otoritas Sudan atas bantuan yang diberikan selama proses evakuasi WNI, terutama mengingat situasi negara tersebut yang sedang tidak stabil.

"Presiden telah menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan otoritas Sudan selama evakuasi. Evakuasi di Sudan kemarin bukanlah proses yang mudah karena melibatkan banyak orang dan situasi yang sangat tidak kondusif," tambah Retno.

Retno juga mengungkapkan operasional Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang sebelumnya berada di Khartoum kini telah dipindahkan ke Port Sudan demi alasan keamanan.

"Salah satu hal yang diapresiasi adalah KBRI Indonesia yang masih ada di Khartoum, namun kini beroperasi dari Port Sudan karena alasan keamanan," jelasnya.

Retno menambahkan jumlah orang yang mengungsi ke luar wilayah Sudan kini sudah mencapai 4 juta orang. Selain konflik, Sudan juga menghadapi berbagai tantangan kesehatan seperti monkeypox, demam berdarah (dengue), malaria, dan malnutrisi.

Indonesia, kata Retno, telah mengirimkan bantuan medis sebanyak 22,4 ton ke Sudan. Ia juga memastikan hampir semua WNI telah dievakuasi dari wilayah konflik tersebut.

"Indonesia telah mengirimkan total 22,4 ton bantuan medis ke Sudan, dan hampir semua WNI sudah berhasil dievakuasi," ungkapnya.

Proses evakuasi ini dilakukan sebagai tanggapan atas konflik yang memanas di Sudan, terutama setelah serangan artileri di El Fasher, ibu kota Negara Bagian North Darfur, di Sudan bagian barat.