PEKANBARU - Saatnya Riau punya pemimpin muda yang intelek dan bernyali, dengan jam terbang tinggi di pemerintahan. Ia adalah H. Abdul Wahid.
Abdul Wahid, dalam kontestasi Pilkada Riau 2024 ini, akan maju sebagai Calon Gubernur Riau, berpasangan dengan, SF. Hariyanto, sebagai calon wakilnya.
Dari tiga kandidat yang sudah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), memang Abdul Wahid paling belia. Bahkan terpaut jauh dari dua kandidat lainnya.
Sebut saja Syamsuar yang kelahiran tahun 1954. Artinya sudah 70 tahun. Sementara Muhammad Nasir yang kelahiran 1973, maka sudah 51 tahun.
Lalu Abdul Wahid, yang kelahiran tahun 1980, pada bulan November 2024 nanti, barulah genap 44 tahun.
Namun demikian, walau muda dari sisi umur, tetap sudah matang, bernyali dan punya jam terbang di pemerintahan. Sebab pernah dua periode menjadi anggota DPRD Riau dan satu periode anggota DPR RI.
Itu artinya, umur 29 tahun, ia sudah berkiprah di pemerintahan, lewat kursi DPRD Provinsi Riau periode 2009-2014.
Lanjut periode kedua, 2014-2019, ketika umurnya sudah menginjak 34 tahun. Dari situ, Ketua DPW PKB Riau ini, naik kelas menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024, ketika umurnya baru menginjak 39 tahun.
Sebenarnya, hasil Pemilu Legislatif tahun 2024 ini, masih mengantarkannya menjadi anggota DPR RI untuk periode kedua (2024-2029), ketika umurnya belum genap 44 tahun.
Tapi dengan besar hati, tekad bulat dan optimisme terukur, ia memilih siap mundur, demi pengabdian jalur eksekutif kursi Gubernur Riau.
"Hadirnya sosok Bang Abdul Wahid, dalam kontestasi Pilkada Riau saat ini, menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami kalangan anak muda, karena kita belum pernah melahirkan anak muda seumuran beliau menjadi gubernur," ujar tokoh muda Riau, Ridho Ikhsan.
Ridho Ikhsan ini adalah Founder Komunitas lari LibuRUN, Pemilik Podcast Golongan Muda, Co Founder SABBAS (Pergerakan Sosial) dan cukup mengenal sepak terjang Abdul Wahid di kancah politik lokal dan nasional.
Menurut Ridho, walau muda dari sisi umur, ia sependapat, bahwa Abdul Wahid sudah matang dalam pemerintahan, karena sejak umur 29 tahun sudah berkiprah di pemerintahan lewat kursi legislatif, sampai dia berumur 44 tahun sekarang.
Artinya, sudah punya jam terbang di pemerintahan sekitar selama 15 tahun, tanpa ada catatan buruk.
"15 tahun itu bukan waktu pendek dalam sebuah pengandian. Maka sewajarnya kita sematkan, bahwa beliau sudah pantas dan layak menjadi gubernur Riau," beber Ridho.
Ridho juga menyebutkan, dalam pengamatannya selama perjalanan Abdul Wahid sebagai anggota legislatif, baik di DPRD Provinsi Riau, maupun Anggota DPR RI, Abdul Wahid dinilai bukanlah tipikal orang yang hanya datang duduk dengar dan diam.
"Bang Wahid itu kritis dan bersuara. Artinya beliau mampu menjalankan perannya dengan sangat baik, sebagaimana fungsinya di legislatif. Terbukti, terus mendapat kepercayaan menjadi wakil rakyat, selama 15 tahun berlalu," katanya.
Hal senada disampaikan Anggota DPRD Termuda Kota Pekanbaru, Fikry Raihan. Menurutnya, memang sudah tibalah saatnya Riau punya pemimpin muda, yang punya nyali, punya integritas, punya kapasitas, intelek dan jam terbang.
"Pemimpin-pemimpin terdahulu kita, juga tidak ada seumuran Bang Wahid ketika menjadi gubernur. Maka sekaranglah saatnya, Riau punya pemimpin muda, dari seorang Abdul Wahid," kata Fikry.
Fikry juga mengaku terkesan dengan nyali Abdul Wahid yang pernah bersuara lantang menyuarakan soal pengelolaan migas yang ada di Riau.
Video pendeknya sempat viral di jagat media sosial. Saat itu ia meluapkan kemarahannya atas sikap pemerintah pusat yang dinilai tidak adil terhadap Riau atas hasil pengelolaan minyak bumi.
Abdul Wahid pun dengan tegas meminta pengelolaan ladang minyak di blok-blok kecil di Riau untuk di kelola oleh daerah di hadapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif pada rapat dengar pendapat Komisi VII DPR.
"Saya ingat betul, kata Bang Wahid waktu itu mengatakan, jika tidak diserahkan pengelolaannya ke daerah, maka Riau pun akan berteriak meminta merdeka, seperti halnya Provinsi Aceh dan Papua. Ini yang saya sebut bernyali. Kita juga butuh pemimpin bernyali seperti Bang Wahid. Inilah saatnya," katanya. (*)