INHILKLIK - Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, resmi menyandang status Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat meningkatnya kasus malaria. Setelah penetapan status KLB pada Rabu (2/9/2024), petugas gabungan dari berbagai instansi langsung bergerak cepat untuk menangani dan mencegah penyebaran penyakit ini.
Penanggung Jawab Malaria Fungsional Epidemiologi Madya Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Musfardi Rustam, menyatakan bahwa upaya penanganan dilakukan secara menyeluruh, termasuk pengobatan bagi warga yang terinfeksi malaria.
“Selain pengobatan, tim medis kami juga melakukan skrining dari desa ke desa dan mendatangi rumah-rumah warga. Kasus malaria di Inhil sangat bervariasi, dari kategori ringan, sedang, hingga kasus tanpa gejala,” kata Musfardi, melalui keterangan yang diterima pada Senin (7/10/2024).
Desa Kuala Selat di Kecamatan Kateman menjadi daerah dengan kasus malaria terbanyak. Sebagai langkah pencegahan, petugas membagikan kelambu ke rumah-rumah warga dan mengadakan promosi kesehatan untuk memberikan edukasi tentang penyebab, penularan, serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami juga membagikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita sebagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka,” tambah Musfardi.
Penetapan status KLB dilakukan setelah tercatat ada 42 kasus malaria di Inhil. Diharapkan, dengan penanganan intensif selama dua bulan ke depan, penyebaran malaria dapat dikendalikan sehingga masyarakat bisa merasa aman dan terlindungi dari penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles ini.
“Dengan status KLB yang ditetapkan, seluruh lintas sektor diharapkan bisa bekerja sama secara lebih efektif untuk menangani malaria di Inhil, khususnya di Desa Kuala Selat,” tegas Musfardi.
Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama di area yang bisa menjadi sarang nyamuk. Kepala desa dan camat diimbau untuk menggerakkan kembali gotong royong membersihkan lingkungan, terutama untuk menghilangkan genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Kami memberikan rekomendasi kepada kepala desa dan camat untuk mengaktifkan kembali kegiatan gotong royong. Genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk harus segera dibersihkan,” jelasnya.
Musfardi juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan kelambu sebagai langkah pencegahan primer. Selain itu, ia menganjurkan penggunaan obat nyamuk dan pelindung diri saat beraktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari.
“Perubahan perilaku masyarakat sangat penting, terutama dalam hal penggunaan kelambu dan perlindungan diri. Ini adalah langkah utama untuk menghentikan penyebaran malaria di wilayah yang terdampak,” tutup Musfardi. (Adv)