Israel Belum Izinkan Pasukan Indonesia ke Gaza

Jumat, 29 Agustus 2014

post

Israel Belum Izinkan Pasukan Indonesia ke Gaza  
Kendaraan lapis baja pasukan perdamaian PBB, menunggu untuk menyeberangi bukit Golan ke Suriah, 28 Agustus 2014. (AP/Ariel Schalit)
INHILKLIK.COM - Indonesia siap mengirimkan tentara perdamaian ke wilayah konflik di Timur Tengah, khususnya Suriah dan Jalur Gaza. Namun pengiriman pasukan tersebut masih menunggu keputusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Baca: ISIS Rebut Pangkalan Militer Suriah)

"Pemerintah siap mengirimkan pasukan sebagai bagian dari pasukan pengamanan di Gaza atau di Suriah kalau sudah ada kesepakatan dari Dewan Keamanan," kata Hassan Kleib, Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, di sela-sela Forum Global Aliansi untuk Peradaban PBB di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 30 Agustus 2014.

Mantan Duta Besar RI untuk PBB itu menjelaskan pengiriman pasukan perdamaian juga harus mendapatkan persetujuan dari negara-negara terkait. (Baca: Suriah Negara Paling Berbahaya bagi Wartawan)

Untuk Suriah, sampai sekarang belum ada rencana pengiriman pasukan perdamaian, meskipun wacana telah berkembang, terutama atas permintaan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab. Mereka mengharapkan pasukan perdamaian memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang bertikai untuk duduk mencari solusi. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mengharapkan hal yang sama. Namun masih terganjal oleh ketiadaan persetujuan dari pemerintah Suriah.

Sedangkan untuk Gaza, persetujuan harus diperoleh dari pihak Palestina dan Israel. "Dari Palestina sudah ada, dari Israel belum," kata Hassan.

Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) menyatakan jumlah pengungsi Suriah terus meningkat hingga mencapai tiga juta orang selama perang sipil tiga tahun terakhir. Selain tiga juta warga Suriah yang mengungsi ke luar negeri, sekitar 6,5 juta warga lainnya menjadi pengungsi di dalam Suriah. Lebih dari separuh di antaranya anak-anak. PBB juga memperkirakan hampir 200 ribu orang tewas sejak konflik meletus Maret 2011. (*)


Sumber: Tempo.co