Suriah (Inhilklik) - Kelompok oposisi Suriah mengatakan bahwa
rezim Bashar Al-Assad menggunakan senjata kimia jenis "Agent 15" dalam
membantai rakyat di Ghouta, Rabu kemarin. Hal ini bisa dilihat dari
berbagai gejala yang ditimbulkan dan bekas-bekas pada korban tewas.
Diberitakan
CNN,
Kamis 22 Agustus 2013, beberapa aktivis oposisi mengatakan bahwa zat
kimia berbahaya ini pernah digunakan oleh Assad di rudal-rudal tank yang
menghujani kota Homs, Desember lalu. Zat yang biasa memiliki nama
lengkap 3-
quinuclidinyl benzilate atau disingkat BZ ini menyerang sistem syaraf peripheral dan pusat.
Menurut
lembaga Physicians for Human Rights, BZ mengganggu kesehatan mental
seperti memicu halusinasi, pusing, linglung, menyebabkan selaput lendir
pada mata, mulut, kulit kering, pupil menciut, pandangan kabur, mual dan
muntah.
Semua gejalanya persis seperti yang diungkapkan dokter di Ghouta, dilansir
The Cable.
"Semua korban mengalami miosis. Mereka juga mengalami sakit pada otot.
Gejala terberat adalah kerusakan syaraf pusat, kejang keseluruhan maupun
sebagian," ujar seorang dokter.
Sumber lainnya mengatakan bahwa
senjata yang digunakan adalah sarin. Menurut salah seorang dokter, gas
beracun ini tidak berbau, tidak berasap, sama sekali tidak berbentuk.
Tapi tiba-tiba, seseorang bisa langsung jatuh sakit bahkan tewas.
"Tidak
berbau, berasap atau apapun yang mengindikasikan gas beracun. Lalu
gejalanya muncul. Mereka batuk parah. Mata serasa terbakar. Pupil
menciut, pandangan kabur. Lalu mereka sulit bernafas. Bahkan yang paling
ekstrem, mereka muntah dan kehilangan kesadaran," ujarnya.
Namun
seperti tudingan sebelumnya, dugaan kali ini tidak bisa ditelusuri
kebenarannya. Selain karena media sulit masuk ke Suriah, delegasi
penyidik PBB juga belum diperintahkan menyelidikinya.
Menurut
pernyataan Koalisi Nasional Suriah, senjata kimia dijatuhkan oleh
pesawat tempur Suriah di beberapa wilayah Ghouta, seperti Joubar,
Zamalka, Ain Tarma dan Moadamiya. Sebanyak 1.300 orang tewas pada dini
hari Rabu itu.
Abu Nidal, salah seorang warga mengaku menemukan
para korban tewas di tempat tidur mereka. Dia mengatakan, para korban
seperti terlihat sedang tidur, padahal mereka sudah tewas.
"Kami
memasuki satu rumah dan semuanya masih tertata rapi. Semua orang masih
ada di tempatnya. Mereka berbaring di tempat yang seharusnya. Mereka
seperti tertidur," kata seorang warga di Erbin kepada
Reuters, saat mengevakuasi para jenazah.
(VIVA)