Kanal

Properti Singapura Lesu, Batam Alternatif Terbaik

INHILKLIK.COM, BATAM - SurveiUrban Land Institute menyatakan bahwa posisi Singapura pada jajaran pasar properti paling menarik di Asia merosot tajam ke peringkat 21. Ini berbeda dengan posisi Singapura pada 2011-2012 yang sempat menjadi peringkat pertama. Bagi pengembang khususnya yang menggarap Batam, hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan tersendiri.

“Ini peluang untuk mengemas properti di Batam lebih menarik sebagai investasi maupun hunian. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selalu di atas 7 persen atau di atas rata-rata nasional, kami meyakini properti Batam akan terus tumbuh,” ujar Agung Wirajaya, AVP Strategic Marketing Residential APLN.

Letak kota Batam yang strategis, yakni berada di segitiga emas pusat pertumbuhan ekonomi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Batam-Singapura-Johor Bahru, telah membuat perusahaan properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) semakin meningkatkan investasinya di kota industri ini. Setelah sejak 2013 membuka superblok Orchard Park Batam seluas 42 hektare di kawasan Batam Center, tahun ini Agung Podomoro akan mulai membangun 2 tower setinggi 26 lantai apartemen Orchard View Batam. Orchard View Batam akan menawarkan 1.500 unit apartemen tipe studio, 2 bedroom, dan 3 bedroom.

“Berbeda dengan properti di Singapura yang lagi lesu, properti di Batam justru prospeknya sangat baik. Selain harga properti di Batam masih jauh lebih murah dibandingkan di Singapura. Juga karena berbagai kebijakan pemerintah Indonesia yang pro properti,” ujar Agung Wirajaya.

APLN telah melakukan tes pasar pada November tahun lalu, ketika diumumkan rencana pembangunan apartemen Orchard View Batam. Responsnya sangat bagus. Apartemen yang dijual dengan harga mulai dari Rp400 jutaan ini tampaknya akan segera ludes diminati pasar.

Bahkan menurut Senior Marketing Manager Orchard Park Batam Tedi Guswana, apartemen dengan mengusung konsep one stop living, working, shopping, and traveling itu kebanjiran peminat. “Saat ini sudah masuk 400 pemesan, walaupun pembangunan apartemen baru akan dimulai Maret 2017,” tambah Tedi.

Pemerintah pusat sejak pertengahan 2016, telah memberikan sinyal akan mengubah status istimewa Batam dari Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan berlakunya MEA sejak akhir 2015, status FTZ Batam dipandang sudah tidak relevan lagi. Namun, Batam akan tetap menjadi wilayah istimewa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, dengan status baru sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dalam status baru ini, yang sedang disusun undang-undangnya, Batam akan lebih membebaskan arus investasi masuk dan menjadikan Batam sebagai wilayah suaka pajak (tax heaven). Orang asing kemungkinan juga akan dipermudah untuk memiliki dan membeli properti di Batam dan propertinya bisa dijadikan sebagai jaminan usaha.

Dengan perubahan status itu, Batam diperkirakan mengalami booming permintaan properti di tahun ini terutama untuk hunian tapak, perkantoran, dan apartemen. Wajar saja jika hampir semua pengembang besar telah mulai berlomba menancapkan kuku di Batam. Selain Agung Podomoro Land yang hadir di Batam melalui superblok Orchard Park Batam, juga hadir Ciputra Group dengan proyek Citra Land Megah, dan Sinar Mas Land Group dengan proyek kawasan bernama Nuvasa Bay. Dengan posisi strategis Batam dan prospek bisnis MEA yang semakin membesar di tahun depan, wajar jika banyak pengusaha Indonesia mulai membidik untuk investasi properti di Batam.

(mediaindonesia)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER