Kanal

Masuk Daftar Orang Yang Akan Di Bunuh, Dua Wartawan Muslim Laporkan Pemerintah AS

INHILKLIK.COM, WASHINGTON - Dua wartawan Amerika Serikat (AS) yang bekerja di Timur Tengah, menyeret pemerintah AS ke pengadilan. Bilal Abdul Kareem dan Ahmad Zaidan mengatakan, mereka percaya pemerintah AS telah menyimpan nama mereka di dalam daftar orang yang akan dibunuh.

Kareem adalah warga negara AS yang betugas sebagai wartawan di Idlib. Idlib merupakan wilayah yang dikuasai pemberontak Suriah, afiliasi dari Alqaedah, yaitu Fatah al-Sham.

Sementara reporter Aljazirah, Zaidan, terpaksa meninggalkan Pakistan ketika namanya disebut dalam sebuah dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden dan diterbitkan dalam The Intercept. Dalam laporan tersebut, para pejabat AS diduga menuduh wartawan Pakistan-Suriah itu telah menjadi anggota Alqaedah.

Keduanya menuntut pemerintah AS ke pengadilan melalui kelompok hak asasi manusia Reprieve. Dalam tuduhannya, mereka mengklaim nama mereka telah ditempatkan dalam daftar itu pada masa kepresidenan Barack Obama.

Sejak itu, mereka mengatakan, Donald Trump telah secara ilegal memberikan perintah kepada pasukan AS untuk memburu para wartawan. Kareem menambahkan, ia telah berhasil lolos dari lima serangan udara, yang ia percaya ditujukan untuk membunuhnya.

Dalam gugatan hukumnya, Kareem dan Zaidan mengaku, tidak memiliki hubungan dengan Alqaedah atau Taliban. Mereka juga mengatakan, bahwa mereka dimasukkan dalam daftar orang yang menentang perintah eksekutif presiden.

Kareem memberikan konfirmasi melalui akun Facebook dan Twitter pribadinya. Ia mengaku telah melaporkan pemerintah AS ke pengadilan karena ia dimasukkan ke dalam daftar orang yang akan dibunuh.

"Saya memberikan akses kepada dunia untuk bisa melihat narasi tentang Suriah. Apa saya layak dibunuh untuk itu?" tanya Kareem, dikutip Alaraby, Sabtu (1/4)

Kareem adalah mantan aktor dan komedian yang memeluk Islam ketika ia tinggal di New York. Dia pindah ke Timur Tengah dan tinggal di Mesir untuk mempelajari Islam dan mulai bekerja sebagai wartawan.

Ia pergi ke Suriah pada 2012 untuk mendokumentasikan perang saudara yang meletus pada tahun sebelumnya. Sejak itu ia fokus meliput perang di Idlib, satu-satunya provinsi yang sepenuhnya dikendalikan oleh kelompok pemberontak Suriah, termasuk beberapa kelompok yang berhubungan dengan Alqaedah.

Sedangkan Zaidan adalah kepala biro Pakistan dari Aljazirah, yang dikenal karena telah mewawancarai Osama bin Laden. Dia juga menegaskan bahwa dia tidak memiliki hubungan dengan kelompok teror, dan koneksi dengan bin Laden dan Alqaedah adalah murni dalam kapasitas profesionalnya sebagai wartawan. (rci)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER