Kanal

PBB Peringatkan Myanmar Soal Pembunuhan 400 Warga Rohingya

INHILKLIK.COM,  NEW YORK -  Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan pemerintah Myanmar soal bencana kemanusiaan di wilayah barat negeri itu menyusul pembunuhan terhadap sekitar 400 orang Rohingya. Menurut Antonio, ini adalah bencana terburuk pada aksi kekerasan kemanusiaan.
 
"Sekretaris Jenderal memberikan perhatian secara mendalam atas berbagai laporan mengenai operasi keamanan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Myanmar di negara bagian Rakhine. PBB mendesak agar operasi itu segera dihentikan guna menghindari bencana kemanusiaan," bunyi pernyataan PBB kepada media, Jumat, 1 September 2017.
 
Kekerasan pasukan keamanan itu juga menghantam pengungsi Rohingya yang tinggal di ribuan tenda. Tentara bersenjata itu memaksa mereka meninggalkan wilayah tempat kaum Rohingya berteduh sehingga harus masuk ke wilayah Bangladesh melalui perbatasan.
 
Sementara itu, di saat memasuki perbatasan, banyak di antara mereka memasuki wilayah Bangladesh melalui sungai baik dengan cara berenang maupun menggunakan perahu.
 
Sejumlah laporan menyebutkan, pasukan keamanan juga melakukan pembunuhan massal dan membakar desa mereka setelah muncul ketakutan adanya kekerasan di Rakhine.
 
Pada pernyataannya, Guterres mengatakan, pemerintah Myamnar harus bertanggung jawab menyediakan keamanan bagi warga Rohingya dan mengizinkan bantuan keamanan internasional masuk ke area pengungsi.
 
Guterres juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Bangladesh yang bersedia menemui para pengungsi yang masuk melalui perbatasan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan pengungsi.
 
Dari Turki, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, meminta Bangladesh membuka pintu bagi para pengungsi Rohingya. Seraya menjelaskan bahwa Ankara akan membayar segala biaya yang dibutuhkan untuk pengungsi.
 
"Kami juga akan memobilisasi Organisasi Kerjasama Islam," katanya di Provinsi Antalya, sebaagaimana dilaporkan kantor berita Anadolu.
 
"Kami akan menggelar pertemuan tingkat tinggi untuk membahas masalah Rakhine tahun ini. Kami akan menemukan solusi menentukan untuk masalah ini," tambahnya. (Tempo)

Ikuti Terus InhilKlik

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER