PILIHAN
Kabut Asap, Penderita ISPA di Riau Meningkat
Pekanbaru (Inhilklik) - Akibat kebakaran hutan dan lahan dan menimbulkan kabut asap, sejumlah warga di daerah pesisir Provinsi Riau mulai banyak menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
Berdasarkan data, jumlah pasien ISPA mulai banyak di Kabupaten Rokan Hilir, daerah pesisir Riau dimana kebakaran lahan kerap terjadi.
Jumlah pasien ISPA di RSUD dr.RM.Pratomo di Bagan Siapiapi, Rokan Hilir, terhitung sejak 3 Februari mencapai 16 pasien yang menjalani rawat jalan. Kemudian ada satu pasien ISPA yang sedang menjalani perawatan serius di rumah sakit itu.
"Kami segera merespon terhadap adanya laporan peningkatan pasien ISPA itu dengan upaya segera mendistribusikan obat-obatan yang dibutuhkan ke puskesmas-puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Rokan Hilir, Muhammad Junaidi Saleh.
Menurut dia, apabila kondisi asap semakin buruk pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk meliburkan sementara khususnya untuk TK dan SD.
Junaidi juga menghimbau agar warga mengurangi aktifitasnya di luar rumah, dan mengenakan masker di luar ruangan untuk menghambat terhirupnya partikel debu dari sisa kebakaran lahan.
Kepala Program ISPA Bagian Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Rokan Hilir, Dahlia SKM menambahkan, mayoritas pasien terkena ISPA akibat menghirup udara yang terkontaminasi polusi asap. Ia mengatakan pasien yang datang berobat keluhannya hampir sama, yaitu mengalami batuk dan ada diantaranya yang sesak nafas.
"Pasien yang berkunjung rata-rata berumur dua sampai 8 tahun," ujarnya.
Kebakaran lahan di Riau makin meluas dipicu cuaca kering dan tindakan masyarakat yang masih melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Kebakaran sebagian besar terjadi di daerah pesisir Riau, diantaranya Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Dumai dan Kepulauan Meranti.
Berdasarkan pantuan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18, jumlah titik panas yang menjadi indikasi kebakaran lahan meningkat pesat sejak awal Februari.
Dibandingkan dengan bulan Januari yang terdeteksi sekitar 30 titik panas, jumlah titik panas kini menjadi 248 titik hanya dalam lima hari di awal bulan Februari.
Dari tren titik panas tersebut juga bisa diketahui daerah-daerah yang terindikasi menjadi lokasi kebakaran lahan cukup parah. Sejauh ini, sebaran titik panas paling banyak berada di Kabupaten Bengkalis yakni berjumlah 79 titik.
Kemudian kebakaran juga terindikasi di Kabupaten Pelalawan dengan sebaran titik panas sebanyak 49 titik, Indragiri Hilir (39), Rokan Hilir (28), Kepulauan Meranti (22), Siak (20), Kampar (19), Kuansing (9), Dumai (7), Indragiri Hulu (5), dan Rokan Hulu (3). | katakabar
Berdasarkan data, jumlah pasien ISPA mulai banyak di Kabupaten Rokan Hilir, daerah pesisir Riau dimana kebakaran lahan kerap terjadi.
Jumlah pasien ISPA di RSUD dr.RM.Pratomo di Bagan Siapiapi, Rokan Hilir, terhitung sejak 3 Februari mencapai 16 pasien yang menjalani rawat jalan. Kemudian ada satu pasien ISPA yang sedang menjalani perawatan serius di rumah sakit itu.
"Kami segera merespon terhadap adanya laporan peningkatan pasien ISPA itu dengan upaya segera mendistribusikan obat-obatan yang dibutuhkan ke puskesmas-puskesmas," kata Kepala Dinas Kesehatan Rokan Hilir, Muhammad Junaidi Saleh.
Menurut dia, apabila kondisi asap semakin buruk pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk meliburkan sementara khususnya untuk TK dan SD.
Junaidi juga menghimbau agar warga mengurangi aktifitasnya di luar rumah, dan mengenakan masker di luar ruangan untuk menghambat terhirupnya partikel debu dari sisa kebakaran lahan.
Kepala Program ISPA Bagian Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Rokan Hilir, Dahlia SKM menambahkan, mayoritas pasien terkena ISPA akibat menghirup udara yang terkontaminasi polusi asap. Ia mengatakan pasien yang datang berobat keluhannya hampir sama, yaitu mengalami batuk dan ada diantaranya yang sesak nafas.
"Pasien yang berkunjung rata-rata berumur dua sampai 8 tahun," ujarnya.
Kebakaran lahan di Riau makin meluas dipicu cuaca kering dan tindakan masyarakat yang masih melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Kebakaran sebagian besar terjadi di daerah pesisir Riau, diantaranya Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Dumai dan Kepulauan Meranti.
Berdasarkan pantuan satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) 18, jumlah titik panas yang menjadi indikasi kebakaran lahan meningkat pesat sejak awal Februari.
Dibandingkan dengan bulan Januari yang terdeteksi sekitar 30 titik panas, jumlah titik panas kini menjadi 248 titik hanya dalam lima hari di awal bulan Februari.
Dari tren titik panas tersebut juga bisa diketahui daerah-daerah yang terindikasi menjadi lokasi kebakaran lahan cukup parah. Sejauh ini, sebaran titik panas paling banyak berada di Kabupaten Bengkalis yakni berjumlah 79 titik.
Kemudian kebakaran juga terindikasi di Kabupaten Pelalawan dengan sebaran titik panas sebanyak 49 titik, Indragiri Hilir (39), Rokan Hilir (28), Kepulauan Meranti (22), Siak (20), Kampar (19), Kuansing (9), Dumai (7), Indragiri Hulu (5), dan Rokan Hulu (3). | katakabar
BERITA LAINNYA +INDEKS
Banjir Bandang Tewaskan 60 Orang di Afganistan
INHILKLIK - Banjir bandang akibat hujan musiman di Provinsi Baghlan di Afganistan utara menewaska.
Rahmad Tewas Diterkam Harimau saat Bekerja di Hutan Tanaman Industri
INHILKLIK - Konflik antara manusia dengan satwa kembali terjadi. Kali.
Polisi Buru Mobil Ugal-ugalan di Jalan Sudirman
INHILKLIK - Terekam video yang memperlihatkan sebuah mobil Toyota Rush melaju dengan kecepatan ti.
Warga Kampar Resah, Gajah Liar Rusak Kebun dan Masuk Perkampungan
INHILKLIK - Warga Desa Koto Tibun, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar resah. Sebab, sudah dua pek.
Menteri PANRB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Juni
INHILKLIK - Pemerintah segera memulai tahapan seleksi calon aparatur sipil negara (CASN), baik un.
Rela Terabas Lumpur, Secarik Kisah Polri Wujudkan Pemilu Damai 2024 di Pinggiran Kota Seribu Parit
INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Polsek Tembilahan Hulu merupakan salah satu dari 20 .
TULIS KOMENTAR +INDEKS