Banyak yang Salah Memaknai Jihad, Gus Kautsar: Menyelimuti Anak saat Tidur Itu Jihad Teristimewa
INHILKLIK.COM - Insiden bom Makassar dan teror yang menyasar Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) sepekan ini menyesakkan banyak pihak. Apalagi dua wanita yang terlibat dalam serangan itu masih kategori generasi milenial. Ada dugaan keduanya terdoktrin dengan mudah oleh pemahaman yang salah tentang makna jihad.
Pemahaman sempit tentang jihad disesalkan banyak pihak. Di antaranya oleh kiai muda dari Pesantren Al Falah Ploso, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, KH Abdurrahman Al-Kautsar alias Gus Kautsar. "Entah mulai kapan, arti jihad itu kemudian disempitkan menjadi satu arti hanya memiliki makna perang," katanya pada Kamis, 1 April 2021.
Gus Kautsar juga heran ada kelompok yang berpandangan bahwa jihad dalam arti sempit itu adalah satu-satunya ibadah yang diterima oleh Allah SWT. "Padahal praktik jihad banyak sekali. Apalagi kaya kita, harus berjihad tetapi praktiknya jihad yang bagaimana. Ya, kita jihadnya ngaji, lawong kita santri,” tandasnya.
Gus Kautsar lantas menceritakan obrolan sahabat Nabi yang ahli hadits dan fikih, Abdullah Ibni Mubarok, saat istirahat kala dalam kondisi perang. Kepada para sahabatnya, Ibnu Mubarok bertanya tentang amalan apakah yang paling istimewa dari pada berperang. Para sahabatnya sesama serdadu Muslim mengaku tidak tahu.
"Kemudian beliau [Abdullah Ibnu Mubarok] mengatakan, [amalan istimewa) yaitu apa yang dilakukan oleh seorang bapak yang siang-malam berusaha untuk menghidupi anak-anaknya, keluarganya, kemudian pada satu malam dia bangun, dia masuk ke dalam kamar anaknya, dan mereka semua pada tidur dan terbuka auratnya, langsung dia tutupi dan selimuti dengan bajunya,” ujar Gus Kautsar.
Contoh lain jihad yang istimewa adalah menuntut ilmu untuk mencegah diri dari kebodohan. Kenapa melawan kebodohan nilainya disebut sebagai jihad yang istimewa? Karena kebodohan adalah sumber dari segala malapetaka. "Makanya ngaji itu adalah segala-galanya. Penting," kata Gus Kautsar.
"Itu sebagaimana disampaikan oleh Imam Qorofy: Sumber malapetaka, baik urusan duniawiyah maupun ukhrawiyah, itu adalah karena kebodohan. Maka mari sebisa mungkin dari kita ini agar menghindari apa yang namanya kebodohan,” tambah Gus Kautsar. (*)
Rupiah Tinggalkan Rp16.200, Menguat di Hadapan Dolar AS
INHILKLIK - Nilai tukar rupiah di pasar spot akhirnya mengakhiri pelemahan. Kamis (18/4), rupiah .
Rupiah Anjlok ke Rp16.000, Apa Dampaknya bagi Bisnis Perbankan di Indonesia?
INHILKLIK - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ambrol hingga menyentuh level .
Rupiah Melemah Hingga ke Level Rp16.000/USD
INHILKLIK - Rupiah kian tertekan dolar Amerika Serikat (AS) hingga level Rp16.000 per USD. Bahkan.
Menkeu: APBN Terjaga Surplus dengan Kinerja Baik
INHILKLIK - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan kinerja anggaran pendapatan dan bela.
BI Riau Imbau Masyarakat Lakukan Penukaran Uang di Tempat Resmi
INHILKLIK - Bank Indonesia (BI) ingatkan kepada seluruh masyarakat Riau agar melakukan penukaran .
Bulog: Stabilitas Pangan Saat Ramadan dan Idulfitri Aman Terkendali
INHILKLIK - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan stok pangan khususnya beras m.