Dikira Pengedar Narkoba, Polisi Tembak Mati Remaja Tak Bersalah
INHILKLIK.COM, MANILA - Seperti yang kita tahu, presiden Filipina, Duterte, benar-benar gencar memberantas para pengedar dan pengguna narkoba di negaranya.
Bahkan dia telah memberi wewenang kepada polisi untuk menembak siapa saja yang dicurigai sebagai pengedar dan pengguna dan yang melawan.
Rodrigo Duterte yang berjuluk "The Punisher" mengeluarkan kebijakan Perang Melawan Narkoba dimana bagi yang ketahuan memakai atau mengedarkan narkoba diijinkan untuk langsung ditembak mati di tempat.
Namun, lantaran pihak berwenang diberi wewenang besar seperti ini, banyak cerita petugas polisi yang menyalahgunakan wewenangnya.
Bahkan wewenang itu digunakan untuk membunuh orang yang tidak berdosa.
Seorang pengguna facebook dengan akun Ezra Acayan membagikan sebuah kisah yang mengiris hati tentang seorang remaja tak berdosa yang dibunuh oleh polisi.
"Kian Lloyd Delos Santos baru saja menutup toko untuk malam itu ketika polisi berpakaian preman tiba-tiba menembaknya hingga tewas. Mereka mengatakan itu adalah operasi polisi yang legal," tulis Ezra dalam unggahan facebooknya.
Menurut polisi, Kian berlari saat melihat petugas mendekat.
Dia mengeluarkan pistol dan melepaskan tembakan ke arah polisi, polisi hanya membalasnya.
Polisi mengatakan Kian adalah pengedar narkotika.
Namun saksi mengatakan malam itu Kian tidak bersenjata, dan justru dipukuli polisi dengan brutal.
"Tama na po! Tama na po! Semoga test pa ako bukas! "(Stop! Stop! Saya masih ada ujian besok!), Kian terdengar memohon pada orang yang memukulinya.
Rekaman CCTV menangkap Kian diseret ke tempat gelap oleh polisi.
"Ito dan baril, iputok mo tapos tumakbo ka" (Ambil pistol ini, tembakkan dan larilah), saksi tersebut mendengar polisi berbicara pada Kian.
Kian kemudian ditembak hingga mati.
Ayah Kian, Saldy, menangis dan yakin bahwa Kian tidak terlibat dalam pengedaran narkoba.
Dia tidak pernah ada di daftar pemakai maupun pengedar narkoba.
Kian hanya menjual permen untuk membayar uang sekolahnya.
Dia bahkan bercita-cita menjadi polisi.
Ibu Kian Lorenza menyebutkan bagaimana anaknya begitu menyukai serial kriminal 'Narcos'.
Ia juga bertugas untuk melakonkan drama itu di acara sekolah.
Kian mengatakan kepada teman-teman sekelasnya bahwa dia tidak ingin berperan sebagai Pablo Escobar.
Dia justru ingin berperan sebagai agen Steve Murphy atau Javier Peña, yang berperan pada pihak yang baik.
Malangnya di usia 17, kehidupan Kian berakhir.
Tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk membuat Kian dan banyak orang tak berdosa lainnya kembali hidup.
Lorenza pun hanya bisa menangis di sebelah peti mati anaknya.
"Suaraku sudah habis. Aku ingin berteriak. Aku ingin meneriakkan keadilan untuk anak saya," ujar sang ibu, seperti dikutip dari worldofbuzz.
Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.840, Terpukul Sentimen Pilpres AS dan Kenaikan Dolar
INHILKLIK - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.840 per dolar Amerika Serikat (AS) pad.
Ilmuwan Berhasil Mengungkap Waktu Kematian Matahari
INHILKLIK - Penelitian tentang tata surya menjadi semakin akurat. Universitas Warwick dan Badan A.
Bumi Akan Alami Kenaikan Suhu Global 3,1 Derajat Celsius yang Dapat Picu Bencana Iklim
INHILKLIK - Bumi berpotensi mengalami pemanasan global hingga 3,1 derajat celsius pada akhir abad.
Olimpiade Paris 2024: Indonesia Gagal Tambah Medali dari Panjat Tebing Putri
INHILKLIK, - Indonesia gagal menambah medali dari panjat tebing putri pada Olimpiade Paris 2024 s.
Mantan Presiden Rusia Sebut Perang Satu-satunya Jalan Menuju Perdamaian di Timur Tengah
INHILKLIK, - Perdamaian di Timur Tengah hanya akan tercapai melalui konflik besar yang melibatkan.
The Simpsons Sudah Ramal Kamala Harris Bakal Jadi Calon Presiden AS
INHILKLIK, - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden resmi mundur dari Pemilihan Presiden (Pilpre.