PILIHAN
Kebakaran Hutan di Riau Meluas ke 5 Provinsi di Sumatera
INHILKLIK.COM, PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan terus meluas di Pulau Sumatera. Selain Provinsi Riau, titik api juga terdeteksi menyebar di 5 provinsi lainnya. Di Pekanbaru sendiri, asap dari kebakaran sudah menyelimuti sejak Jumat pagi dan menyebabkan jarak pandang hanya 3 kilometer.
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada sekitar 35 titik api yang tersebar di Provinsi Aceh 4, Bangka Belitung 2, Jambi 5, Kepulauan Riau 3 dan Sumatera Barat 1.
"Di Provinsi Riau sendiri terdeteksi 15 titik yang tersebar di 4 kabupaten/kota. Yaitu Bengkalis 3 titik, Pelalawan 3, Rokan Hulu 2 dan Kabupaten Siak 7 titik," jelas staf Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo di Pekanbaru, Riau, Jumat (27/2/2015).
Dari semua titik panas, sebut Agus, yang mengindikasikan titik api sebagai kebakaran hutan dan lahan ada 9. Semuanya tersebar di Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hulu dan Siak.
Pada umumnya, cuaca di Riau cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan dan tidak merata diprakirakan terjadi pada malam hari di wilayah Riau bagian barat dan selatan.
"Jarak pandang terpendek terjadi di Pekanbaru karena disebabkan kebakaran hutan dan lahan, yaitu sekitar 3 kilometer. Kemudian di Pelalawan 3 kilometer, Dumai 6 kilometer dan Rengat 5 kilometer," ujar Agus.
Ekspor Asap
Sementara itu, BMKG Pekanbaru mengkhawatirkan dampak kebakaran yang terus meluas di Riau. Jika tidak segera diantisipasi, Riau diprediksi bakal 'mengekspor' asap ke negara tetangga.
"Sebab pada April 2015, arah angin bergerak ke Malaysia," jelas Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin.
Sejauh ini, terang Sugarin, arah angin masih mengarah ke Kota Pekanbaru. Jika dibiarkan, aktivitas pelayaran, penerbangan dan perekoniman akan bisa lumpuh.
"Jika tidak segera ditangani tuntas dari sekarang, kita khawatirkan dampak lebih buruk. Maret nanti, angin menuju Pekanbaru membawa asap dari sejumlah daerah," ulas Sugarin
Riau, sambung Sugarin, tengah memasuki puncak kemarau hingga April mendatang. Hal ini terjadi lagi pada akhir Mei hingga September kembali. Pada Oktober sampai November, barulah Riau memasuki musim hujan.
Tipe iklim Riau adalah equatorial, artinya memiliki 2 puncak musim hujan dan musim kemarau yang panjang. (zaonariau)
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), ada sekitar 35 titik api yang tersebar di Provinsi Aceh 4, Bangka Belitung 2, Jambi 5, Kepulauan Riau 3 dan Sumatera Barat 1.
"Di Provinsi Riau sendiri terdeteksi 15 titik yang tersebar di 4 kabupaten/kota. Yaitu Bengkalis 3 titik, Pelalawan 3, Rokan Hulu 2 dan Kabupaten Siak 7 titik," jelas staf Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo di Pekanbaru, Riau, Jumat (27/2/2015).
Dari semua titik panas, sebut Agus, yang mengindikasikan titik api sebagai kebakaran hutan dan lahan ada 9. Semuanya tersebar di Bengkalis, Pelalawan, Rokan Hulu dan Siak.
Pada umumnya, cuaca di Riau cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan dan tidak merata diprakirakan terjadi pada malam hari di wilayah Riau bagian barat dan selatan.
"Jarak pandang terpendek terjadi di Pekanbaru karena disebabkan kebakaran hutan dan lahan, yaitu sekitar 3 kilometer. Kemudian di Pelalawan 3 kilometer, Dumai 6 kilometer dan Rengat 5 kilometer," ujar Agus.
Ekspor Asap
Sementara itu, BMKG Pekanbaru mengkhawatirkan dampak kebakaran yang terus meluas di Riau. Jika tidak segera diantisipasi, Riau diprediksi bakal 'mengekspor' asap ke negara tetangga.
"Sebab pada April 2015, arah angin bergerak ke Malaysia," jelas Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin.
Sejauh ini, terang Sugarin, arah angin masih mengarah ke Kota Pekanbaru. Jika dibiarkan, aktivitas pelayaran, penerbangan dan perekoniman akan bisa lumpuh.
"Jika tidak segera ditangani tuntas dari sekarang, kita khawatirkan dampak lebih buruk. Maret nanti, angin menuju Pekanbaru membawa asap dari sejumlah daerah," ulas Sugarin
Riau, sambung Sugarin, tengah memasuki puncak kemarau hingga April mendatang. Hal ini terjadi lagi pada akhir Mei hingga September kembali. Pada Oktober sampai November, barulah Riau memasuki musim hujan.
Tipe iklim Riau adalah equatorial, artinya memiliki 2 puncak musim hujan dan musim kemarau yang panjang. (zaonariau)
BERITA LAINNYA +INDEKS
Banjir Bandang Tewaskan 60 Orang di Afganistan
INHILKLIK - Banjir bandang akibat hujan musiman di Provinsi Baghlan di Afganistan utara menewaska.
Rahmad Tewas Diterkam Harimau saat Bekerja di Hutan Tanaman Industri
INHILKLIK - Konflik antara manusia dengan satwa kembali terjadi. Kali.
Polisi Buru Mobil Ugal-ugalan di Jalan Sudirman
INHILKLIK - Terekam video yang memperlihatkan sebuah mobil Toyota Rush melaju dengan kecepatan ti.
Warga Kampar Resah, Gajah Liar Rusak Kebun dan Masuk Perkampungan
INHILKLIK - Warga Desa Koto Tibun, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar resah. Sebab, sudah dua pek.
Menteri PANRB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Juni
INHILKLIK - Pemerintah segera memulai tahapan seleksi calon aparatur sipil negara (CASN), baik un.
Rela Terabas Lumpur, Secarik Kisah Polri Wujudkan Pemilu Damai 2024 di Pinggiran Kota Seribu Parit
INHILKLIK.COM, TEMBILAHAN - Polsek Tembilahan Hulu merupakan salah satu dari 20 .
TULIS KOMENTAR +INDEKS