Lima Fakta Kopi dan Depresi, Benarkah Ampuh Atasi Stres?
INHILKLIK, - Manfaat dan efek samping minum kopi masih menjadi perdebatan yang terus diperdalam ahli.
Benarkah minum kopi bisa atasi stres dan cegah depresi? Ini faktanya.
Kopi tidak hanya dianggap sebagai minuman biasa, tetapi kandungan kafeinnya juga banyak dipercaya sebagai stimulan. Umumnya kopi dikonsumsi untuk membantu produksi energi dalam waktu yang singkat guna membantu tubuh terjaga saat beraktivitas.
Pada waktu tertentu, kopi juga dipercaya sebagai minuman untuk menemani waktu bersantai. Beberapa orang mempercayai bahwa kopi dapat membantu relaksasi dan menenangkan diri dari stres selama beraktivitas.
Namun ketika mengonsumsi kopi terlalu banyak, kandungan kafeinnya juga dapat memicu timbulnya kecemasan hingga depresi. Lantas benarkah kopi dapat mengatasi stres atau sebaliknya?
Berikut 5 fakta kopi terhadap stres dan depresi menurut Psych Central:
1. Pengaruh kopi pada otak
Kandungan kafein pada kopi dapat memberikan efek yang kompleks pada otak dan pusat sistem saraf. Kopi dapat menstimulasi kafein berinteraksi dengan adenosin yang memiliki peran untuk mengirimkan sinyal kantuk pada tubuh.
Ketika adenosin aktif dan sinyalnya ditangkap oleh reseptor adenosin, kondisi hilang fokus dan mengantuk akan ditimbulkan oleh otak. Banyak orang yang akhirnya memilih minum kopi ketika mulai mengantuk hingga akhirnya membuat kafein bekerja dengan cara memblokir reseptor adenosin.
Sehingga otak akan kembali tajam dan lebih 'melek' setelah mengonsumsi kopi. Sayangnya beberapa riset menyebutkan dampak dari efek kafein tersebut dapat mengganggu produksi serotonin, dopamin, dan noradrenalin yang berkaitan dengan kondisi depresi.
2. Efek jangka panjang kopi
Namun pada penelitian lain disebutkan juga bahwa kopi memiliki kaitannya dengan mengurangi risiko depresi. Pengamatan ini diungkap melalui penelitian tahun 2010 yang melibatkan 2.232 partisipan di Finlandia.
Para peneliti menemukan bahwa konsumen kopi kelas berat justru mengalami pengurangan risiko depresi daripada mereka yang tidak minum kopi. Dilanjut dengan penelitian yang melibatkan 50.739 partisipan wanita di Amerika Serikat ditemukan bahwa risiko depresi berkurang pada konsumen kopi dalam cakupan yang lebih masif.
Namun beberapa penemuan ini dibatasi hanya pada pengamatan konsumen kopi berkafein. Masih dibutuhkan pengamatan lebih lanjut karena hubungan depresi dan kopi decaf belum ditemukan.
3. Kopi mengurangi inflamasi
Jika melihat dari kandungan kimianya, kopi justru memiliki komponen antiinflamasi. Banyak manfaat yang bisa diberikan untuk mengatasi inflamasi yang kronis pada tubuh manusia.
Salah satu yang disebabkan oleh inflamasi adalah kondisi depresi. Juga beberapa penyakit kronis seperti gangguan jantung, kanker, rematik, hingga penyakit Alzheimer.
Melalui pengamatan peneliti secara ilmiah, ditemukan bahwa konsumen kopi mengalami penurunan risiko gangguan kesehatan fisik secara signifikan. Manfaat ini dikaitkan dengan khasiat dari kopi yang dapat menurunkan inflamasi pada tubuh.
4. Mencegah kecenderungan dorongan depresi
Pada depresi kelas berat, biasanya penderita akan memiliki kecenderungan untuk menyakiti dan membahayakan dirinya sendiri. Hal ini juga menggelitik peneliti guna melihat apakah kopi dapat berdampak positif bagi penderita depresi berat?
Hasilnya sebuah penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang di tahun 1993 menemukan efek konsumsi kopi dapat meminimalisir kecenderungan yang tidak diinginkan. Para penderita depresi berat mengalami keinginan untuk menyakiti dan membahayakan dirinya sendiri.
Para peneliti saat itu sempat berspekulasi bahwa kondisi serupa dapat diatasi dengan konsumsi kafein dalam dosis yang tinggi. Tetapi konsumsi kopi tidak terbukti dapat memperbaiki maupun membantu penderita depresi untuk mengelola emosinya.
5. Potensi efek negatif
Lantas apa yang mungkin terjadi dalam kondisi terburuknya? Psikolog dan psikiater menyebut kopi memiliki komponen psikoaktif yang wajib diwaspadai.
Kandungan tersebut dapat memicu gangguan psikiatrik seperti kecemasan, depresi, dan psikosis ada beberapa orang. Pada penelitian tahun 2011 ditunjukkan gejala-gejala depresif pada konsumen kafein tahap tinggi.
Bagi sebagian orang kopi justru dapat memicu gangguan pada kesehatan mental mereka, yang disebabkan oleh kondisi caffeine crash di dalam tubuh. Namun kopi dinilai cukup aman untuk dikonsumsi dalam dosis yang ringan sebagai pelepas stres apalagi setelah beraktivitas.
Semarak Perayaan HUT Sambu Group ke-57
INHILKLIK - Perayaan Hari Ulang Tahun Sambu Group yang ke-57 kembali dilaksanakan secara hybrid. .
Himbauan Bhabinkamtibmas Kelurahan Teluk Pinang Pasca Pilkada Kecamatan Gaung Anak Serka
INHILKLIK.COM - Bripka Ahmad Arif, mengingatkan seluruh warga desa untuk tetap menjaga dan menjal.
Harga Tiket Pesawat Domestik Resmi Turun 10 Persen
INHILKLIK - Pemerintah resmi menurunkan harga tiket pesawat domestik hingga 10 persen selama peri.
Peran Pemuda dalam Mengawal Pilkada Kabupaten Indragiri Hilir 2024
INILKLIK – Menjelang Pilkada Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 2024, peran pemuda dalam m.
Jangan Dibuang, Air Cucian Beras Ternyata Punya Manfaat Menakjubkan
INHILKLIK - Banyak orang langsung membuang air cucian beras karena dianggap tak memiliki manfaat..
Makan Semangka Pakai Garam Ternyata Bagus bagi Kesehatan
INHILKLIK - Semangka dapat dikonsumsi langsung, tapi ada juga orang yang memberi sedikit taburan .